Anda Pengunjung ke

Tuesday, April 24, 2007

Kebijakan Pendidikan PTK

Kebijakan Pendidikan PTK

1. Ada berapa macam filosofis dasar pendidikan yang anda ketahui. Pilih salah satu filosofis pendidikan yang sesuai dengan pandangan anda dan reflesikan ke dalam kebijakan penyelenggaraan sekolah di lembaga tersebut!. Bagaimanakah pandangan filosofis pilihan anda tersebut terhadap anak didik, guru, dan kurikulum?Menurut Sukardi (Materi Kuliah Tanggal 20/2/2007), filosofis dasar pendidikan ada empat macam yaitu essentialism, perennialsm, progressivism, dan existentialism. Keempat macam filosofis dasar pendidikan tersebut bila dikaitkan dengan latar belakang pendidikan penulis (kejuruan), maka filosofis pendidikan yang sesuai adalah filosofis progressivism.Menurut Imam Bernadib (2002:25), filosofis pendidikan progressivism memandang bahwa segala sesuatu itu ke depan atau progress. Hal ini menggambarkan bahwa progressivism merupakan pandangan yang mendambakan adanya perubahan, kedinamisan, dan maju ke depan. Berangkat dari hal ini bila dikaitkan dengan komponen utama sekolah (anak didik, guru, dan kurikulum) maka filosofis pendidikan progressivism memandang ketiganya sebagai utusan masa depan pendidikan. Lebih jelasnya dapa dilihat pada paparan sebagai berikut :Pandangan progressivism terhadap anak didik.Menurut Imam Bernadib (2002:27), dalam progressivism peserta didik harus ditempatkan secara integratif dengan lingkungan dan pengalamannya. Berangkat dari pendapat ini berarti baik tidaknya proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh niat belajar peserta didik itu sendiri dan dipengaruhi oleh lingkungan yang menyertainya. Jadi peran peserta didik sangat dominan yaitu ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, menyesuaikan dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari.Said Hamid Hasan (http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/sghamidh. html), menyatakan bahwa filosofis pendidikan progressivism memandang peserta didik tidak hanya perlu disiapkan untuk saat sekarang tetapi juga perlu dibentuk guna mampu menghadapi perkembangan masa mendatang. Proses pendidikan yang dikembangkan dalam aliran progressivism haruslah membentuk dan mengembangkan potensi peserta didiknya untuk suatu kehidupan yang akan dimasukinya dan dibentuknya. Peserta didik akan menjadi anggota masyarakat yang secara individu maupun kelompok tidak hanya dibentuk oleh masyarakat (dalam posisi menerima = pasif) tetapi harus mampu memberi dan mengembangkan masyarakat ke arah yang diinginkan (posisi aktif).Pandangan progressivism terhadap guru.Menurut Imam Bernadib (2002:27), dalam filosofis pendidikan progressivism peserta didik harus ditempatkan secara integratif dengan lingkungan dan pengalamannya. Hal ini berarti pandangan filosofis pendidikan progressivism sejalan dengan paradigma pendekatan pembelajaran konstruktivistik yang memandang bahwa peserta didik sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Jadi peranan guru dalam proses belajar peserta didiknya hanya membantu agar proses pengkonstruksian belajar oleh peserta didik berjalan lancar. Baik dengan cara memahami jalan pikiran peserta didik (cara dalam belajar) maupun dengan cara menyiapkan sarana belajar seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lain.Pandangan progressivism terhadap kurikulum.Menurut Said Hamid Hasan (http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/ sghamidh.html). Kurikulum oleh kelompok aliran progressivism ini tidak hanya memusatkan perhatian pada fungsi ”transfer” dari apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang terjadi tetapi juga membentuk apa yang akan dikembangkan (“shaping the future” dan bukan hanya “adjusting, mending or reconstructing the existing conditions of the life of community”.Menurut Sukardi (Materi Kuliah Tanggal 20/2/2007), pandangan progressivism memandang pendidikan bukan merupakan produk yang dipelajari, tetapi merupakan proses yang berlanjut sepanjang masa. Berangkat dari hal ini maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum sesuai pandangan progressivism merupakan rancangan dan kegiatan pendidikan yang secara maksimal mengembangkan potensi anak didik yang ada pada dirinya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat untuk kehidupan dirinya, masyarakat, dan bangsanya di masa mendatang.

2. Bertolak dari isu pelaksanaan KBK di sekolah, berikan penilaian anda tentang bagaimanakah suatu kebijakan lembaga pendidikan KBK dikataka baik! Apa kriterianya untuk menentukan bahwa suatu kebijakan dapat dikatakan baik.a. Suatu kebijakan lembaga pendidikan KBK dikatakan baik jika : (1) kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga pelaksana tidak akan terkendala yang serius, (2) dalam pelaksanaan program KBK, tersedia waktu dan sumber-sumber yang memadai, (3) perpaduan sumber-sumber yang diperlukan harus benar-benar ada dan tersedia, (4) kebijakan yang diimplementasikan didasari oleh hubungan kausalitas yang handal (lembaga pelaksana benar-benar mampu membutuhkan bukan karena trend), (5) hubungan kausalitas terebut hendaknya bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penguhbungya, (6) hubungan saling ketergantungan harus kecil, (7) adanya pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan, (8) tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat, (9) adanya komunikasi dan koordinasi yang sempurna, (10) pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan sempurna.b. Menurut Sudarwan Danim (2005:11), suatu kebijakan baik ketika tujuan, proses dan hasilnya baik (dapat menyelesaikan masalah sesuai tujuan dibuatnya kebijakan). Prosesnya meliputi proses identifikasi masalah, formulasi kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan dan pengendalian kebijakan. Menurut teori dari Van Meter dan Van Horn (Arif Rohman, 2001:86-87), implementasi suatu kebijakan bisa dikatakan baik ketika variabel-variabel yang mengikuti kebijakan tersebut baik. Variabel-variabel tersebut yaitu standar dan tujuan kebijakan, sumberdaya, komunikasi, interorganisasi dan aktivitas pengukuhan, karakteristik agen pelaksana, kondisi sosial, ekonomi, dan politik.

3. Terangkan secara jelas fungsi kebutuhan (needs) dalam hidup manusia. Mengapa suatu kebijakan perlu mempertimbangkan kebutuhan. Kebutuhan apakah yang perlu diprioritaskan dalam hal ini? Terangkan berapa macam teori kebutuhan yang anda kenal dan pilih kebutuhan manakah yang perlu diperhatikan dalam menyusun kebijakan.a. Fungsi kebutuhan (needs) dalam hides manusia ada tiga yaitu meningkatnya akses, mutu, dan tata kelola kehidupan manusia. Meningkatnya akses muncul ketika perjalanan kehidupan suatu manusia mengalami liku-liku yang beraneka ragam. Meningkatnya mutu hidup manusia misalnya ketika adanya kebutuhan manusia yang berasal dari hal-hal baru yang sulit dikenali dan membutuhkan upaya baru. Meningkatnya tata kelola misalnya kebutuhan karena adanya tuntutan yang berasal dari rendahnya kesejahteraan hidup manusia.b. Kebijakan perlu mempertimbangkan kebutuhan agar kebijakan yang dibuat dapat tepat sasaran yaitu dapat sebagai pemberi arah, sebagai acuan, sebagai penguatan (justifikasi), sebagai dasar hukum, sebagai penguat leadership.c. Dalam kebijakan kebutuhan yang perlu diprioritaskan adalah kebutuhan yang mendesak dan sangat urgen yang menyangkut pemenuhan kebutuhan bersifat kolektif, bukan pemenuhan kebutuhan individu partisipan.2) Teori kebutuhan yang saya kenal ada empat macam, yaitu Teori hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham Maslow, Teori ERG dari Clayton Alderfer, Teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan McClelland, dan teori yang keempat adalah Teori dua faktor (Two-Factor Theory) dari Frederich Herzberg. Lebih jelasnya dapat dilihat pada paparan sebagai beikut :1) Teori hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham Maslow, lebih jelasnya pada gambar diagram sebagai berikut :Contoh dalamOrganisasiContoh secaraUmumUpah MinimumRencana pasca PensiunTeman SekerjaJabatan tertentuPekerjaan yangMenantangPrestasiStatusPersahabatanKestabilanMakananKebutuhanFisikSosialPenghargaanAktualisasi DiriKeamanan2) Teori ERG dari Clayton AlderferFisikSosialPenghargaanAktualisasi DiriKeamananGROWTH NeedsRELATEDNESS NeedsEXISTENCE NeedsTingkatan Kebutuhan dari MaslowTeori ERG dari Alderfer3) Teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan McClellandKebutuhan akan Kekuasaan(N-Pow)Kebutuhan untuk Berafiliasi(N-Aff)Kebutuhan untuk Berprestasi(N-Ach)Kebutuhan Manusia4) Teori dua faktor (Two-Factor Theory) dari Frederich Herzberga) Motivating Factors : kesempatan untuk berprestasi (achievement), pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition), kesempatan untuk bertanggungjawab (responsibility), kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri (advancement and growth)b) Hygiene Factors : kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang jelas & adil, supervisi yang memadai, keserasian hubungan dengan supervisi (relationship with supervision), kondisi pekerjaan yang kondusif, salary, hubungan yang baik antar pekerja (relationship with peers), adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal life), hubungan yang serasi dengan bawahan (relationship with subordinates), kejelasan status pekerjaan (job status), masa depan dari pekerjaan yang dijalani (job safety)a. Dalam menyusun kebijakan, teori kebutuhan yang perlu diperhatikan adalah Teori hirarki kebutuhan (Hierarchy of Needs) dari Abraham Maslow untuk contoh dalam organisasinya.
4. Misalkan anda ditunjuk sebagai tim, untuk melakukan penelitian kebijakan tentang studi Sekolah Internasional (SI). Program ini telah menjadi prioritas pemerintah daerah untuk dilaksankan. Pendekatan penelitian yang bagaimanakah yang perlu anda lakukan? Bagaimanakah penelitian kebijakan tersebut dilakukan?Pendekatan penelitian dilakukan dalam penelitian tentang studi Sekolah Internasional adalah pendekatan deskriptif kuantitatif.Menurut Sukardi (Materi Kuliah Tanggal 20/3/2007), untuk melakukan penelitian kebijakan tentang studi Sekolah Internasional perlu melaksankan proses-proses sebagai berikut :1) Telaah awal guna memenuhi substansi penelitian. Berangat dari program Sekolah Internasional (SI) yang telah menjadi prioritas pemerintah daerah maka penelitian kebijakan yang perlu dilakukan adalah Penelitian Kebijakan Implementatif (PBI).2) Persiapan penelitian meliputi :a) Menemukan informasi awal, menurut Sudarwan Danim (2005:63) untuk menemukan informasi awal (data dasar) penelitian : isu-isu kekinian yang muncul temporer, konteks pembuatan kebijakan masa lalu, sumber-sumber studi yang digunakan, tipe rekomendasi studi yang dikehendaki, ancaman-ancaman yang akan muncul, kekuatan dan peluang-peluang pada sistem.b) Fokus inkuiri informasi, Ann Majchrzk (1984) dalam Sudarwan Danim (2005:65), dalam tahapan persiapan dibutuhkan perangkat pengetahuan yang cukup memadai untuk menentukan arah penelitian kebijakan akan dilakukan. Dalam kaitannya dengan penelitian kebijakan SI maka menentukan arah perlu diketahui isu-isu pokok yang berkaitan dengan SI.c) Tahap-tahap inkuiri informasi, menurut Sudarwan Danim (2005:89) terdiri dari merumuskan masalah, mengidentifikasi isu-isu kunci masalah SI, analisis dasar hukum isu-su kebijakan SI, menjejaki perkembangan usaha-usaha penelitian dan perubahan sebelumnya, membuat bagan organisasi batang tubuh pembuat keputusan SI, menggambarkan model proses pembuatan kebijakan SI, mewawancarai stakeholders, membuat sintesis informasi.d) Keputusan untuk penyelanggaraan studi, dalam tahap ini peneliti kebijakan telah siap untuk melakukan penyelenggaraan studi SI.e) Keterampilan peneliti kebijakan, dalam tahap ini peneliti harus menyiapkan keterampilan yang harus dimiliki dalam penelitian, yaitu tim atau individu yang punya keterampilan teknis dalam menyelenggarakan penelitian, mampu menjalin hubungan personal dengan pengguna studi dan punya kapasitas dalam manajemen penelitian.f) Merumuskan konsep studi penelitian kebijakan, langkah langkah dalam tahap ini adalah (1) mengembangkan model, (2) merumuskan masalah dan pertanyaan penelitian, (3) memilih anggota peneliti, (4) struktur organisasi tim peneliti.g) Analisis teknikal (metodologi penelitian kebijakan), dalam tahap ini ada beberapa langkah yang harus dipenuhi yaitu (1) operasionalisasi variabel, (2) menentukan metode penelitian kebijakan, (3) merancang metodologi penelitian kebijakan, dan (4) memahami kode etik penelitian.3) Terjun ke lapanganBerdasar dari SI yang telah menjadi prioritas pemerintah daerah maka langkah pertama adalah melakukan penjaringan pada sekolah yang ada di pemerintah daerah. Kemudian sekolah yang telah terjaring diverivikasi oleh tim penilai baik melalui data primer maupun melalui data skunder. Langkah selanjutnya sekolah yang lolos tim verivikasi diseleksi lagi melalui studi penelitian kelayakan sekolah. Dalam penilaian kelayakan menggunakan metode pengumpulan data instrumen/angket, dokumen, observasi, dan wawancara. Untuk instrumen sebagai objek penelitiannya adalah kepala sekolah, guru, fasilitas sekolah, penguasaan sekolah terhadap IT, ketepatan belajar (kedisiplinan belajar). Wawancara untuk menilai siswa dan kepala sekolah sebagai nara sumbernya adalah guru. Dokumen untuk menilai prestasi siswa, dan observasi untuk meilai fasilitas dan kebersihan sekolah.4) Perekaman temuan, dimulai berangkat dari terjun ke lapangan didapatkanlah data. Guna mendapatkan data yang valid dan reliabel maka dalam pencarian, pencatatan, dan pengumpulan data dilaksanakan tersistem, objektif, dan sesuai prosedur penelitian.5) Analisis penelitian, analisis yang digunakan menggunakan analisis deskriptif.6) Pemaknaan dan penyajian alternatif penelitian kebijakan. Sesuai dengan pendapat Sudarwan Danim (2005:223), maka pemaknaan dan penyajian alternatif dalam penelitian kebijakan ini menggunakan prinsip kontrol subtansial, yaitu informasi secara tipikal dikumpulkan, kemudian dianalisis, dan disajikan.7) Kesimpulan hasil penelitian penelitian kebijakan, caranya sama dengan pemaknaan dan penyajian yaitu dengan prinsip kontrol substansial kemudian baru disimpulkan.8) Rekomendasi kebijakan, berdasar pendapat Sudarwan Danim (2005:226-256), maka aktivitas-aktivitas yang terpaut dengan rekom terdiri dari analisis rekomendasi studi, memprediksi konsekuensi potensial rekomendasi, mengestimasi probabilitas implementasi, preparat rekomendasi akhir.5. Terangkan secara ontologi tentang suatu kebijakan? Apa kriteria jika suatu keputusan anda menjadi suatu kebijakan? Bagaimanakah cara anda agar kebijakan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan di dalam lembaga anda! Manfaat apakah yang dapat diperoleh dari seorang pimpinan terhadap eksistensi kebijakan?Istilah kebijakan sering dikonotasikan dengan istilah policy, perencanaan (planning), rencana induk (master plan), pengaturan (regulation). Diterangkan menurut Sukardi (Materi Kuliah Tanggal 6/3/2007), kebijakan adalah sebagai sekumpulan harapan yang harus ditemui dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan.Kriteria keputusan menjadi kebijakan, menurut Solichin Abdul Wahab (1997) dalam Arif Rohman (2001:76), ada tiga macam teori yang mendasari suatu keputusan bisa menjadi kebijakan, yaitu teori rasional komprehensip, teori inkremental, dan teori pengamatan terpadu. Salah satu teorinya (teori rasional komprehensip) dapat dipaparkan sebagai beriikut :Keputusan dapat menjadi kebijakan menurut teori rasional komprehensip ini mensyaratkan bahwa (a) dalam pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah yang dapat dibandingkan satu sama lain, (b) tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran dipedomani oleh (pembuat keputusan, atau need assessment, boards), amat jelas dan dapat ditetpkan rankingnya sesuai sesuai dengan urutan kepentingannya, (c) pelbagai alternatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara seksama, (d) akibat-akibat seperti biaya dan manfaat yang ditimbulkan oleh setiap alternatif yang dipilih juga diteliti secara seksama, (e) setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya dapat diperbandingkan dengan alternatif-alternatif lainnya, (f) pembuat keputusan akan memilih alternatif dana akibat-akibatnya yang dapat memaksimalkan tercapainya tujuan, nilai, atau sasaran yang digariskan.Menurut Arif Rohman (2001:83), pelaksanaan kebijakan lebih rumit dan kompleks dibandingkan perumusannya. Proses implementasi kebijakan melibatkan perangkat politik, sosial, hukum, maupun odministratid/organisasi. Implementasi kebijakan menurut Sukardi (Materi Kuliah Tanggal 13/3/2007), agar dapat dijalankan maka kebijakan harus diturunkan dulu menjadi program kegiatan. Menurut Charle O dalam Arif Rohman (2001:84) ada tiga pilar aktifitas dalam implementasi yaitu (1) pengorganisasian, yaitu pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit-unit serta metode untuk menjalankan program kegiatan agar bisa berjalan, (2) interpretasi, yaitu aktifitas menafsirkan agar program kegiatan menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dapat diterima serta dilaksanakan, (3) aplikasi, berhubungan dengan pelengkapan rutin bagi pelayanan, pembayaran, atau lainnya yang disesuaikan dengan tujuan program.Manfaat eksistensi kebiajakan bagi seorang pimpinan akan berpengaruh pada eksistensi pimpinannya. Jadi ketika pimpinan baik maka lembaga yang dipimpinnya akan baik pula. Kebalikannya ketika pimpinan serampangan maka keputusan lebih banyak dilakukan atas dasar kesesuaian dengan kebijakan pimpinan daripada berdasarkan fakta dan informasi, sehingga informasi yang dikumpulkan dari lapangan menjadi kurang dihargai.Daftar Pustaka1. Imam Bernadib. (2002). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Mitra Gama Widya.2. Said Hamid Hasan. Kurikulum Dan Tujuan Pendidikan. http://pages-yourfavorite.com/ppsupi/sghamidh.html3. Sudarwa Danim. (2005). Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta : Bumi Aksara.4. Sukardi. (2007). Materi Kuliah Kebijakan dan Perencanaan Pendidikan. Yogyakarta : PPS Universitas Negeri Yogyakarata.

Sunday, April 22, 2007

Penggunaan Zat Kimia Ditinjau dari Seki Filosofi Aksiologi

Penggunaan Zat Kimia Ditinjau dari Segi Filosofi Aksiologi

Filsafat VS Ilmu


Filsafat VS Ilmu

1. Bagaimana kedudukan filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan ?
- Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan.
- Filsafat mempelajari seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.
2. Kontribusi filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan ?
- Filsafat ilmu membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersubyektif).
3. Apa peran filsafat dalam ilmu pengetahuan ?
- Filsafat memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang.
4. Dua sifat filsafat sebagai apa ?
- Filsafat berasal dari kata Filein=mencintai dan sophia=kebijaksanaan
- Jadi dua sifat filsafat adalah cinta dan bijaksana
- Dua sifat ini sebagai pertanyaan dasar dan asal-usul berkembangnya ilmu.
5. Ilmu tanpa filsafat ?
Kosong
- Obyek ilmu : bahan yang disoroti oleh ilmu pengetahuan/ tertentu.
- Tujuan ilmu adalah membantu manusia dalam mengorientasikan dirinya dalam dunia.
- Filsafat merupakan sesuatu yang mencintai dan mencari kebijaksanaan.
- Jadi sesuatu (yang tidak bijaksana dan tidak dapat mencintai) tetapi berusaha membantu manusia dalam mengorientasikan diri manusia dalam dunia, sesuatu itu akan tidak ada hasilnya (tidak ada isinya/KOSONG).
6. Filsafat tanpa ilmu ?
Buta
- Obyek filsafat : segala sesuatu
- Tujuan filsafat : mencari dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu
- Berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala-galanya; untuk mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia.
- Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu bidang tertentu atas realitas/ kenyataan.
- Jadi filsafat tanpa pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu bidang tertentu atas realitas/ kenyataan akan BUTA.
7. Ilmu dan kajian filosofis lebih berorientasi ke mana ?
- Berorientasi untuk membantu dan memudahkan kehidupan manusia dengan cara yang metodis, sistematis, dan contoh-contoh yang koheren pada bidang tertentu yang sesuai realita.

Filsafat Otomotif Terhadap Manusia

Filsafat Otomotif Terhadap Manusia
A. Pendahuluan
Kaidah dalam berfilsafat adalah harus memuat berpikir secara kritis, harus berpikir dalam bentuk sistematis, harus menghasilkan sesuatu yang runtut, harus berpikir secara rasional, dan harus bersifat komprehensif. Namun dmikian penulis adalah seorang pemula yang terjun dalam dunia filsafat. Baru sekali ini penulis belajar berfilsafat. Pendidikan-pendidikan sebelumnya tidak pernah bertemu mata pelajaran (mata kuliah) filsafat. Sangatlah mustahil berfilsafat dengan sempurna terkecuali diizinkan oleh Alloh SWT., untuk bisa berfilsafat dengan sempurna.
Penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa berfilsafat sempurna walaupun sebagai pemula. Salah satu usahanya adalah sesuai petunjuk Prof. Djohar (pakar pendidikan dan filsafat), agar kita memaksimalkan hati kita. Melalui spiritual kita hati kita harus dikembangkan dan bisa dijadikan reflektor. Caranya adalah : pengakuan atas Alloh SWT, berserah diri atas Alloh SWT, Iqro, pengamalan ajaran atas Alloh SWT, dan tidak menghakimi diri sendiri sehingga terjadi polarisme yang luar biasa (janji Alloh SWT).
Pemilihan judul paper dalam tulisan ini adalah ”Filsafat Otomotif Terhadap Manusia”. Mengapa memakai kata-kata ”filsafat”, dan mengapa bukan memakai ”filosofis”, ”falsafi/filsafati”. Mengapa memilih ”otomotif” dan memilih ”manusia”. Kata ”falsafi” atau ”filsafati” artinya: ”bersifat sesuai dengan kaidah-kaidah filsafat”. ”Berpikir filosofis”, adalah berpikir dengan dasar cinta akan kebijaksanaan”. Kesemuanya merupakan turunan dari filsafat Alasan penulis memilih ”filsafat”, ”otomotif” dan ”manusia” adalah karena angan-angan penulis agar bisa berfilsafat dengan sempurna. Dengan menggunakan kata ”filsafat” maka yang diinginkan penulis adalah tulisannya benar-benar merupakan filsafat. Dengan menggunakan kata ”otomotif” maka tulisan akan sesuai dengan bidang penulis sehingga akan lebih mendekati kesempurnaan. Dengan menggunakan kata ”manusia” maka filsafat benar-benar akan berguna bagi manusia dan akan mendekati kesempurnaan karena penulis adalah manusia.
B. Filsafat
Kata-kata ”filsafat”, ”filosofi”, ”filosofis”, ”filsuf”, ”falsafi/filsafati” bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya, kita acapkali tidak merisaukan hal itu. Kemungkinan karena kita sendiri (penulis seorang pemula) juga kurang paham dan belum berkesempatan memeriksa beberapa literatur atau pun bertanya kepada mereka yang berkompeten menjelaskan hal itu. Sementara itu, kita mengerti bahwa beberapa peristilahan ada karena memiliki latar belakang yang unik.
Suatu peristilahan perlu dipahami konteks-nya untuk memperoleh kejelasan maknanya, baik itu konteks sosial, budaya bahkan politik. Karena suatu peristilahan pada hakikatnya adalah melukiskan atau pun mewakili suatu konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dari yang dilukiskan atau diwakilinya.
Dalam memberikan rumusan yang pasti tentang apa yang termuat dalam kata "filsafat" adalah suatu pekerjaan yang terlalu berani dan sombong!, kita sulit mendefinisikan kata yang satu ini. Bahkan para filsuf (ahli filsafat) pun mengakuinya. Hal ini trjadi karena terdapatnya beragam-ragam paham, metode dan tujuan, yang dianut, ditempuh dan dituju oleh masing-masing filsuf. Namun, sebuah pengertian awal perlu diberikan; maksudnya sebagai kompas agar kita tidak tersesat arah di dalam perjalanan memahami filsafat. Mengingat maksud ini, maka pengertian tersebut haruslah bersifat dapat dipahami sebanyak-banyak orang, sehingga dapat dijadikan tempat berpijak bersama.
Bila dilihat dari akar katanya, kata ”filsafat” berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Dari arti di atas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai: suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks.
Filsafat terdiri dari faktor ”ontologi”, ”epistmologi”, dan ”aksiologi”. Ketiga faktor tersebut mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan konsep) yang tidak dapat dipecahkan dengan ilmu empiris. Filsafat meninjau dengan pertanyaan ”apa itu”, ”dari mana” dan ”ke mana”. Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari suatu masalah, seperti yang diselidiki ilmu, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada barang atau masalah itu, dari mana terjadinya dan ke mana tujuannya. Jika para filsuf ditanyai, ”Mengapa A menggunakan teknologi otomotif”, maka mereka tidak akan menjawab, ”Karena A telah dikondisikan oleh pendidikan di sekolahnya untuk menggunakan teknologi otomotif”. Tugas filsafat menurut Sokrates (470-399 S.M.) bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, melainkan mempersoalkan jawaban yang diberikan.
C. Filsafat Otomotif
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, filsafat berisi faktor ”ontologi”, ”epistemologi”, dan ”aksiologi”. Ketiga faktor tersebut dapat diwakili dengan pertanyaan ”apa itu”, ”dari mana”, dan ”ke mana”. Berdasar dari hal ini maka untuk menguak tentang filsafat otomotif dilakukan tinjauan mengenai, ”apa itu otomotif”, ”dari mana otomotif”, dan ”ke mana otomotif”.
1 . Apa itu otomotif
Otomotif (automotive) adalah sebuah unit yang dapat bergerak senidiri (walaupun pada kenyataannya diperlukan bantuan), yang terdiri dari beberapa sistem yaitu sistem starter, sistem kelistrikan, sistem pengisian, sistem pengapian, sistem pembuangan gas, sistem pendinginan, sistem pelumasan, sistem pemindah daya, sistem rem, sistem kemudi, kerangka, bodi, dan sistem pengendali. Penjabaran sistem-sistem tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok yang terdiri dari penghasil tenaga, stabilisator tenaga, pemindah tenaga, dan pemanfaatan tenaga. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Penghasil tenaga
Melalui sistem kelistrikan, sistem starter, sistem pengapian, sistem pengisian, dan sistem pembuangan ini tenaga dihasilkan. Sistem-sistem ini berfungsi untuk proses pembakaran bahan bakar yang akan menghasilkan tenaga. Disini kami contohkan dengan ”motor bensin”, pembakaran dimulai dari sistem kelistrikan dengan penaikkan tegangan baterai (12 volt) menjadi tegangan tinggi sekitar 30.000 volt, akan membangkitkan percikan bunga api pada busi, yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah :

Gambar di atas , menunjukkan prinsip kerja sistem pengisian dengan tegangan awal baterai adalah 12 volt. Sistem starter melalui kunci kontak digunakan untuk memutus dan menghubungkan sirkuit, dan motor stater akan berputar. Dengan putaran ini roda gigi motor starter akan bergerak kedepan dan menghubungkan ke roda gaya dan sekaligus memutar mesin. Distributor akan mengirimkan percikan bunga api yang diperlukan dalam ruang bakar dan mengirim sinyal ke kontrol unit. Kontrol unit memanfaatkan tegangan baterai dan meneruskan arus listrik ke koil pengapian. yang berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi sekitar 30.000 volt . Dengan tegangan yang tinggi tersebut maka akan terjadi percikan bunga api pada ujung elektroda busi, sehingga percikan tersebut mampu membakar campuran antara udara dan bahan bakar dan menghasilkan tenaga. Melalui sistem pembuangan gas-gas buang hasil pembakaran dialirkan ke udara.
b. Stabilisator Tenaga
Dengan sistem pelumasan dan sistem pendinginan maka tenaga akan tetap terjaga, melalui mesin yang dapat bekerja dengan lancar. Agar mesin dapat bekerja dengan lancar maka diperlukan stabilisator mesin. Stabilisator mesin yang pertama adalah sistem pelumasan. Sistem pelumasan berfungsi untuk mengurangi gesekan atau keausan komponen pada mesin. Sistem ini bekerja dengan cara memberikan oli pelumas ke bagian komponen-komponen mesin yang bergesekan. Oli mesin disimpan dalam bak oli atau karter yang terdapat dibagian bawah mesin. Oli dari karter dihisap oleh pompa oli dan disirkulasikan ke seluruh bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Stabilisator mesin yang kdua adalah sistem pendinginan. Sistem pendinginan berfungsi untuk menjaga temperatur kerja mesin, agar mesin dapat bekerja secara efisien. Untuk menjaga temperatur kerja tersebut, sistem pendinginan bekerja dengan mensirkulasikan cairan pendingin melalui mantel pendingin yang berada di blok silinder dan kepala silinder. Cairan pendinginan yang panas dari mesin dialirkan ke radiator bagian atas melalui pipa atas radiator dan didinginkan melalui sirip-sirip yang terdapat pada radiator. Cairan pendinginan yang sudah dingin dibagian bawah radiator dialirkan kembali ke dalam mesin melalui pipa bawah radiator, begitulah seterusnya proses sirkulasi cairan pendingin berlangsung.
c. Pemindah Tenaga
Tenaga dari mesin dipindahkan ke roda melalui sistem pmindah tenaga. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan meliputi : kopling, transmisi, poros penggerak (propeller shaft), gardan, dan poros roda. Kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi pada saat dilakukan pemindahan gigi persneling. Transmisi berfungsi mengatur putaran yang akan diteruskan ke poros penggerak. Poros penggerak berfungsi meneruskan putaran dari transmisi ke gardan. Gardan berfungsi meneruskan putaran dan merubah putaran menjadi putaran poros roda ke poros roda. Poros roda meneruskan putaran dari gardan ke roda.
d. Pemanfaatan tenaga
Pada bagian pemanfaatan tenaga ini terdiri dari kerangka, bodi, sistem pengendali. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin dan berputar pada roda melalui pososnya tidak akan ada harganya tanpa kerangka, bodi, dan sistem kemudi. Putaran dari roda melalui lubang poros roda yang dihubungkan (diikat) ke kerangka maka kerangka dapat ikut bergerak mengikuti arah putaran roda. Melalui kerangka maka dihasilkan bodi otomotif yang dapat berjalan (bodi diikat pada kerangka). Agar bodi otomotif dapat berfungsi maka diperlukan sistem pengendali. Sistem pengendali terdiri dari sistem kemudi, sistem suspensi, dan sistem rem. Sistem kemudi berfungsi mengerahkan laju roda. Sistem suspensi berfungsi meredam goncangan dari roda yang ditimbulkan oleh jalan yang tidak rata. Sistm rem berfungsi melambatkan laju roda bila diperlukan.
2 . Dari mana otomotif
Otomotif berasal dari proses berfikir manusia. Dimulai dari logika manusia, maka manusia akan menghasilkan teknik. Teknik yang dihasilkan oleh manusia ini, melalui pengalaman dan logika manusia yang terus berproses, maka akan dihasilkan banyak teknik. Akumulasi teknik-teknik akan berubah menjadi teknologi melalui proses aplikasi keilmuan yang sangat panjang. Teknologi-teknologi dimulai dari teknologi yang sederhana dan berkembang terus ke arah teknologi yang rumit melalui epistemologi yaitu akumulasi teknologi. Salah satu akumulasi teknologi dalam kehidupan ini adalah teknologi otomotif.
Dalam sejarahnya, teknologi otomotif dimulai dari akumulasi teknologi yang dilakukan oleh Nicolaus August Otto yaitu menemukan mesin motor pada tahun 1876. Kemudian, pada tahun 1885 Gottlieb Daimler menemukan mesin berbahan bakar minyak yang memungkinkan terbukanya revolusi pada lahirnya desain mobil. Penemuan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Karl Benz, seorang mechanical engineer yang pertama kali membangun mobil praktis yang dijalankan oleh mesin yang disebut sebagai internal-combustion engine pada tahun 1985.
Di Amerika, John W. Lambert menemukan mobil bertenaga bensin pada tahun 1891. Duryea Brothers menjadi perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual kendaraan tersebut kepada publik. Segalanya mungkin berjalan tidak terlalu signifikan, sampai pada akhirnya Henry Ford meluncurkan Model-T yang fenomenal itu, dilengkapi dengan sistem transmisi dan desain yang lebih baik. Model pertama diproduksi tahun 1908 dan terus mengalami perubahan hingga sekarang.
3 . Ke mana Otomotif
Semua teknologi diciptakan guna manfaat dan kemudahan kehidupan manusia. Otomotif merupakan teknologi, jadi otomotif diciptakan guna manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi otomotif ini tidak hanya kemanfaatan tapi banyak hal negatifnya. Dampak teknologi otomotif ada yang secara langsung menuju manusia dan ada yang melalui perantara lain yaitu melalui lingkungan dan melalui sumbangan ke teknologi lainnya. Penjabarannya sebagai berikut : a. Dampak Teknologi Otomotif Terhadap Manusia Melalui Perantara Lingkungan
Teknologi otomotif terhadap kehidupan manusia melalui perantara lingkungan ada yang positif dan negatif. Apabila dampak teknologi otomotif ke lingkungan positif maka dampak yang timbul pada manusia juga positif. Ketika dampak ke lingkungan negatif maka dampak ke manusia juga negatif. Hal ini disebabkan karena hubungan antara lingkungan dan manusia merupakan hubungan yang berkolerasi positif.
Dampak negatif tersebut yaitu dengan adanya teknologi otomotif maka terjadi eksplorasi besar-besaran minyak bumi (energi fosil), adanya pencemaran udara, adanya jalan keras menyebabkan tingkat serapan air hujan menjadi sempit yang menimbulkan bencana banjir, dan lain-lain. Dampak teknologi otomotif ke lingkungan yang positif misal teknologi otomotif dipakai untuk sarana pembuangan sampah ke TPA, teknologi otomotif dipakai untuk pemadam kebakaran hutan dan lain-lain.
b. Dampak Teknologi Otomotif Terhadap Manusia Secara Langsung
Dampak teknologi otomotif terhadap kehidupan manusia yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan manusia ada tiga hal yaitu manfaat, celaka, dan sia-sia. Ketiga akibat pada manusia itu dipengaruhi oleh prinsip hidup manusia, dan dipengaruhi oleh tingkat kehidupan manusia itu sendiri.
Berdampak manfaat maksimal ketika prinsip hidup manusia itu baik dan tingkat kehidupan manusia itu tinggi. Manusia dengan prinsip hidup baik dan tingkat kehidupan tinggi maka akan menggunakan teknologi otomotif yang berteknologi tinggi guna kemaslahatan. Teknologi otomotif yang tinggi yaitu teknologi otomotif dengan efisiensi tinggi, emisi gas buang rendah, dan sistem kendali yang tinggi.
Dampak terhadap manusia akan sia-sia ketika tingkat kehidupan manusia tinggi sementara prinsip hidupnya rendah yaitu ketika teknologi otomotif digunakan untuk hobi dan seni. Biasanya hobi dan seni bagi manusia merupakan manfaat semu yaitu manfaat satu menghilangkan manfaat yang lain (mubah/ sia-sia). Teknologi otomotif yang digunakan untuk hobi dan seni merupakan teknologi berteknologi tinggi dengan tenaga besar tetapi tingkat kemanfaatannya rendah, misalnya hobi ”MOGE” atau motor gede.
Teknologi otomotif akan berdampak celaka ketika mengakibatkan kebodohan bagi manusia yaitu menurunkan prinsip hidup manusia dan menurunkan tingkat kehidupan manusia yang pada akhirnya mematikan manusia. Menurunkan tingkat kehidupan manusia yaitu ketika seseorang memakai teknologi otomotif yang tidak dibarengi oleh keseimbangan pendapatan. Misalnya ada orang yang dikarenakan keinginannya untuk memiliki kendaraan maka dia meminjam uang kepada bank, hingga akhirnya orang tersebut tidak bisa mengembalikan utangya. Menurunkan prinsip hidup manusia yaitu ketika orang ke mana-mana memakai kendaraan (olah raga berkurang), acuh terhadap emisi gas buang, dan tidak menjaga kesehatan lainnya, hingga pada akhirnya akan mengakibatkan kematian manusia.
c. Dampak Teknologi Otomotif Terhadap Manusia Melalui Perantara Teknologi Lain
Melalui perantara teknologi lain teknologi otomotif juga bisa berdampak positif dan berdampak negatif. Dampak positif terjadi ketika teknologi otomotif menunjang teknologi lain yang berdampak positif terhadap manusia. Misal teknologi otomotif yang digunakan sebagai penggerak penggilingan padi, penggerak penggilingan tepung dan lain-lain. Dampak negatif terjadi ketika teknologi otomotif menunjang teknologi lain yang berdampak negatif terhadap manusia. Misal teknologi otomotif yang digunakan untuk penggrak pesawat-pesawat tempur guna pertempuran antar manusia, dan lain-lain.
D. Solusi
Belakangan ini banyak kejadian menimpa bangsa yang besar ini yaitu banjir bandang menelan banyak korban, hutan gundul akibat illegal-logging, bahaya kelaparan mengguncang negeri, issue formalin mengancam penyakit kronis, kasus traficking, bahkan exploitasi anak dibawah umur cenderung menjadi komoditi. Kesemuanya ini tidak hanya disebabkan oleh teknologi otomotif semata-mata tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengatasi masalah-masalah ini maka diperlukan solusi permasalahan. Dapat dilihat pada diagram ”filsafat otomotif terhadap manusia” pada halaman 2 di atas, melalui epistemologi ada 4 faktor yang harus di tangani dalam menyelesaikan permasalahan, yaitu lingkungan, teknologi otomotif, manusia, dan teknologi lainnya.
Masalah yang ada pada lingkungan solusinya adalah dengan penghijauan lingkungan melalui gerakan reboisasi yang berjalan terus menerus. Penghentian eksploitasi lingkungan secara membabi buta. Penggunaan energi fosil perlu diganti dengan energi lain yang bisa diganti dan tidak menimbulkan pencemaran/kerusakan lingkungan.
Solusi yang diperlukan pada perbaikkan teknologi otomotif adalah teknologi yang tidak membuat rusak lingkungan yaitu teknologi otomotif yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran, dan tidak mengeksploitasi lingkungan. Diperlukan juga solusi teknologi otomotif yang tidak membuat kebodohan pada umat manusia. Sulit untuk mencapai solusi sempurna, namun sekarang para pakar otomotif bekerjasama dengan pakar bidang lain berusaha sekuat tenaga untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan oleh teknologi otomotif terhadap lingkungan. Misalnya dengan adanya biodiesel, sistem gas buang yang dipercanggih guna emisi yang rendah, penggantian bahan bakar ke listrik, dan lain-lain.
Masalah yang ada pada manusia, yaitu sekarang ini hampir semua manusia ingin cepat sampai ke tujuan tanpa perlu mempertimbangkan berbagai hal terutama bila menyangkut kepentingan orang lain, tidak jarang terjadi dengan mengorbankan teman sendiri demi tercapainya cita-cita dan tujuan pribadi. Bahkan pada kehidupan alam modern sekarang ini masyarakat Indonesia banyak menjadi buta warna. Lampu merah menjadi hijau, lampu hijau menjadi kuning sehingga banyak mengundang lakalantas. Banyak lagi berbagai kasus yang mengancam anak negeri, ibarat homo hominilupus, mungkin inilah pertanda akhir zaman. Misalnya teknologi lainnya yang disumbang oleh keberadaan teknologi otomotif yang menyebabkan kematian umat manusia, yaitu pesawat-peasawat tempur yang ditopang dengan teknologi otomotif diciptakan guna mematikan manusia.
Kesemua permasalahan ini berakar pada prinsip hidup manusia dan pada tingkat kehidupan manusia yang rendah. Berangkat dari hal ini maka manusialah yang perlu berubah yaitu manusia yang mau dan kembali kepada Alloh SWT. Kembali yang artinya pengakuan atas Alloh SWT, berserah diri atas Alloh SWT, Iqro, pengamalan ajaran atas Alloh SWT, dan tidak menghakimi diri sendiri sehingga terjadi polarisme yang luar biasa (janji Alloh SWT). Sehingga yang paling tepat mengatasi hal ini adalah masing-masing manusia itu sendiri.
E. Penutup
Otomotif berasal dari proses berfikir manusia. Dimulai dari logika manusia, maka manusia akan menghasilkan teknik. Teknik yang dihasilkan oleh manusia ini, melalui pengalaman dan logika manusia yang terus berproses, maka akan dihasilkan banyak teknik. Akumulasi teknik-teknik akan berubah menjadi teknologi melalui proses aplikasi keilmuan yang sangat panjang. Teknologi-teknologi dimulai dari teknologi yang sederhana dan berkembang terus ke arah teknologi yang rumit melalui epistemologi yaitu akumulasi teknologi. Salah satu akumulasi teknologi dalam kehidupan ini adalah teknologi otomotif.
Teknologi otomotif pengaruhnya terhadap manusia yang ditentukan oleh prinsip hidup dan tingkat kehidupan manusianya, baik secara langsung terhadap manusia, melalui perantara lingkungan, maupun melalui perantara teknologi lain ada yang bersifat manfaat (+), mubah/ sia-sia (=), dan celaka (-). Bersifat manfaat ketika teknologi otomotif dipakai guna kemaslahatan seperti sarana kebersihan, efisiensi waktu, penambahan lapangan kerja, dll. Bersifat mubah ketika teknologi otomotif dipakai untuk hobi dan seni. Bersifat celaka ketika teknologi otomotif menimbulkan gas buang, ketika teknologi otomotif mempengaruhi prinsip hidup manusia yang menyebabkan penurunan tingkat kesehatan, dll.
Dampak otomotif ini diperlukan tindak lanjut yaitu solusi. Dampak bersifat manfaat perlu dimaksimalkan. Dampak bersifat mubah dan celaka perlu dicari penyelesaiannya. Kesemua dampak ini sesungguhnya bermuara pada manusia yaitu berpangkal pada prinsip hidup manusia dan pada tingkat kehidupan manusia. Solusi yang tepat untuk memaksimalkan manfaat dan menyelesaikan dampak celaka dan mubah ini adalah solusi pada masing-masing manusia itu sendiri yaitu kemabali kepada Alloh SWT. Kembali kepada Alloh SWT yang artinya pengakuan atas Alloh SWT, berserah diri atas Alloh SWT, Iqro, pengamalan ajaran atas Alloh SWT, dan tidak menghakimi diri sendiri sehingga terjadi polarisme yang luar biasa (janji Alloh SWT).

F. Daftar Acuan
1 . Anonim (1998). Basic Mechanic Training 1-3. Jakarta : Astra International Training Center

2 . Anoname, (2003). Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.

3 . C. Verhaak & R. Haryono Imam. (1989). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gramedia.

4 . Jujun S. Suriasumantri. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Keterkaitan Antara Filsafat Dan Ilmu

KETERKAITAN ANTARA FILSAFAT DAN ILMU
A. Pendahuluan
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2003 : 19), ada empat jenis manusia dalam kehidupan ini berdasar pengetahuannya yaitu : (1) Orang yang tahu bahwa dirinya itu tahu, (2) Orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu, (3) Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tahu, (4) Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.
Agar orang dapat mendapatkan ilmu yang benar adalah dengan tahu apa yang kita tahu dan tahu apa yang kita tidak tahu. Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Orang berfilsafat didorong oleh keinginan untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti : (1) Berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini, (2) Mengoreksi diri, semacam keberanian berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Ilmu merupakan pengetahuan kita sejak bangku SD sampai PT. Berfilsafat tentang ilmu berarti : (1) Apakah sebenarnya yang kita ketahui tentang ilmu? (2) Apakah ciri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan yang bukan ilmu? (3) Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? (4) Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? (5) Mengapa kita harus mempelajari ilmu? (6) Apakah kegunaan sebenarnya?
Untuk mengetahui secara rinci tentang keterkaitan filsafat dan ilmu, maka perlu dibahas : (1) filsafat, (2) ilmu, (3) sejarah perkembangan ilmu, dan (4) keterkaitan antara filsafat dan ilmu. Penjabarannya sebagai berikut :
B. Filsafat
1. Pengertian filsafat
Menurut Anonim (2003 : 18), istilah “filsafat” dalam Bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda, Perancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia. Istilah Yunani philein berarti “mencintai” dan sophia berarti “kebijaksanaan”.
Titik tolak untuk memahami dan mengerti filsafat adalah meninjau dari segi etimologi. Tinjauan secara etimologik adalah membahas sesuatu istilah atau kata dari segi asal-usul kata itu. Filsafat dari segi Etimologi dapat dipandang, sebagai suatu sikap, sebagai suatu metode, sebagai kelompok persoalan, sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran, sebagai analisa logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah, dan filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh.
Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya.
Tujuan filsafat adalah pemahaman (understanding) dan kebijaksanaan (wisdom), sehingga filsafat merupakan pendekatan yang menyeluruh terhadap kehidupan dan dunia. Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil-hasil ilmu dan pemahaman tentang moral, estetik, dan agama. Para filusuf telah mencari suatu pandangan tentang hidup secara terpadu, menemukan maknanya serta mencoba memberikan suatu konsepsi yang beralasan tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.
2. Ciri-ciri Filsafat
a. Menurut Anonim (2003 : 26-28), filsafat memuat persoalan-persoalan yang bersifat sangat umum, tidak menyangkut fakta, bersangkutan dengan nilai-nilai (falues), bersifat kritis, bersifat sinoptik, bersifat implikatif.
b. Orang yang berfikir kefilsafatan menganut faham radikal (berfikir sampai ke akar-akarnya), universal (umum), konseptual, koheren (sesuai kaidah pikir/logis) dan konsisten (tidak mengandung kontradiktif), sistematik, komprehensif, bebas, dan bertanggung jawab (Anonim, 2003 : 28-31).
c. Menurut Jujun S. Suriasumantri (2003 : 20-22), filsafat mempunyai sifat menyeluruh, mendasar, dan spekulatif.
3. Cabang-cabang Filsafat
Persoalan-persoalan filsafat yang utama ada tiga jenis yaitu (a) Persoalan keberadaan (being) atau eksistensi (existence), persoalan ini bersangkutan dengan cabang filsafat metafisika. (b) Persoalan pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth), pengetahuan bersangkutan dengan cabang filsafat epistemologi dan kebenaran bersangkutan dengan cabang filsafat logika. (c) Persoalan nilai-nilai (values). Persoalan nilai-nilai dibedakan menjadi dua, nilai-nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nilai keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan cabang filsafat etika, sedangkan nilai-nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat estetika.
Filsafat dibedakan menjadi lima cabang yaitu (a) Metafisika, (b) Epistemologi, (c) Logika, (d) Etika, dan (e) Estetika. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Metafisika
Istilah metafisika berasal dari kata Yunani meta ta physika yang dapat diartikan sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda fisik. Persoalan metafisika pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”. Dalam penjabaranya dikelompokkan menjadi tiga persoalan sebagai berikut :
1). Persoalan ontologi
a). Apa yang dimaksud dengan ada, keberadaan atau eksistensi itu?
b). Bagaimanakah penggolongan dari ada, keberadaan atau eksistensi?
c). Apa sifat dasar (nature) kenyataan atau keberadaan.
2). Persoalan kosmologi
a). Jenis keteraturan apa yang ada dalam alam?
b). Keteraturan dalam alam seperti halnya sebuah mesin atau keteraturan yang bertujuan?
c). Apa hakikat hubungan sebab akibat?
d). Apakah ruang dan waktu itu?
3). Persoalan antropologi
a). Bagaimana terjadi hubungan badan dan jiwa?
b). Apa yang dimaksud dengan kesadaran?
c). Manusia sebagai makhluk bebas atau tidak bebas?
b. Epistemologi
Menurut Anonim (2003 : 32), epistemologi disebut juga teori pengetahuan (theory of knowledge). Secara etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata yunani episteme = pengetahuan dan logos = teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Dalam epistemologi pertanyaan pokoknya “apa yang dapat saya ketahui?”. Pencabaran pertanyaan pokok epistemologi tersebut adalah sebagai berikut :
1). Bagaimana manusia dapat mengetahui sesuatu?
2). Darimana pengetahuan itu dapat diperoleh?
3). Bagaimana validitas pengetahuan itu dapat dinilai?
4). Apa perbedaan antara pengetahuan a priori (pengetahuan pra pengalaman) dengan pengetahuan a posteriori (pengetahuan purna pengalaman)
c. Logika
Secara etimologi, logika berasaldari kata Yunani logos = kata, nalar, teori, atau uraian. Logika dapat didefinisikan sebagai ilmu, kecakapan atau alat untuk berfikir secara lurus. Menurut Jujun S. Suriasumantri (2003 : 46) logika terbagi dua yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika deduktif adalah cara berfikir dimulai dari pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, sedangkan logika induktif kebalikannya. Logika induktif dan logika deduktif ini merupakan bagian dari penyimpulan (pada objek formal logika di bawah merupakan bagian dari no. ke-3).
Menurut Anonim (2003 : 32-33), objek material logika adalah pemikiran. Objek formalnya adalah kelurusan berfikir. Persoalan-persoalan logika adalah :
1). Apa yang dimaksud dengan penertian (concept)?
2). Apa yang dimaksud dengan putusan (proposition)?
3). Apa yang dimaksud dengan penyimpulan (inference)?
4). Apa aturan-aturan untuk dapat menyimpulkan secara lurus?
5). Apa macam-macam silogisme?
6). Apa macam-macam sesat pikir (fallacy)?
d. Etika
Menurut Anonim (2003 : 33), etika disebut juga filsafat moral (mo-ral philosophy). Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos = watak. Moral berasal dari kata latin mos bentuk tunggal, sedangkan bentuk jamak mores = kebiasaan. Dalam istilah Indonesia etika atau moral dapat diartikan kesusilaan. Objek material moral adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas. Objek formal etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. Dengan demikian perbuatan yang dilakukan secara tidak sadar dan tidak bebas tidak dapat dikenai penilaian bermoral atau tidak bermoral.
Persoalan-persoalan dalam etika diantaranya adalah :
1). Apa yang dimaksud “baik” atau “buruk” secara moral?
2). Apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral?
3). Bagaimana hubungan antara kebebasan kehendak dengan perbuatan susila?
4). Apa yang dimaksud dengan kesadaran moral?
5). Bagaimanakah peran hati nurani (conscience) dalam setiap perbuatan manusia?
6). Bagaimanakah pertimbangan moral berbeda dari dan bergantung pada suatu pertimbangan yang bukan moral?
e. Estetika
Menurut Anonim (2003 : 33), estetika sebagai cabang filsafat disebut juga filsafat keindahan (philosophy of beauty). Secara etimologi estetika berasal dari kata Yunani aisthetika = hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau aisthesis = cerapan indera. Etika digambarkan sebagai teori tentang baik dan jahat, maka estetika digambarkan sebagai kajian filsafati tentang keindahan dan kejelekan. Baik etika maupun estetika keduanya bertalian dengan nilai-nilai.
Persoalan-persoalan estetis diantaranya sebagai berikut :
1). Apakah keindahan itu?
2). Keindahan bersifat objektif atau subjektif?
3). Apa yang merupakan ukuran keindahan?
4). Apa peran keindahan dalam kehidupan manusia?
5). Bagaimanakah hubungan keindahan denan kebenaran?
C. Ilmu
1. Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa inggris science. Science berasal dari bahasa latin scientia yang berarti pengetahuan. Scientia berasal dari kata kerja scire = mempelajari, mengetahui. Menurut Dampier dalam Anonim (2003 : 126-127), pada mulanya cakupan ilmu (science) secara etimologis menunjuk pada pengetahuan semata-mata, pengetahuan mengenai apa saja. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu (science) mengalami perluasan arti, sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik (systematic knowlege). Pemakaian yang luas dari kata ilmu (science) ini diteruskan dalam Bahasa Jerman dengan istilah wissenschaft yang berlaku terhadap kumpulan pengetahuan apapun yang teratur, termasuk di dalamnya naturwissenschaften yang mencakup ilmu-ilmu kealaman maupun geisteswissenschaften yang dalam Bahasa Inggris dikenal the humanities (pengetahuan kemanusiaan), sementara dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai ilmu-ilmu budaya yang pada umumnya mencakup pengetahuan-pengetahuan tentang bahasa dan sastra, etika, sejarah, filsafat, dan agama.
2. Ciri-ciri Ilmu
Ciri khas ilmu pengetahuan (ciri pertama) adalah sebagai suatu bentuk aktivitas, yaitu sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh manusia. Ilmu tidak hanya merupakan aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas, sehingga dengan demikian merupakan suatu proses yang bersifat intelektual, dan mengarah pada tujuan-tujuan tertentu.
Aktivitas intelektual berarti kegiatan yang memerlukan kemampuan berpikir untuk melakukan penalaran logis atas hasil-hasil pengalaman empiris. Ciri kognitif ilmu pengetahuan oleh seorang Filusuf Polandia (Ladislav Tondl dalam Anonim, 2003 : 127), fungsi pengetahuan atau kognitif dari ilmu adalah memusatkan perhatian terkuat pada pemahaman kaidah-kaidah ilmiah yang baru dan tidak diketahui sebelumnya atau pada penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini mengenai kaidah-kaidah semacam itu.
Menurut Paul Freedman dalam Anonim (2003 : 127), ilmu adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang melalui pelaksanaannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan pemahaman tentang alam yang senantiasa lebih cermat dan lebih meningkat, pada suatu kemampuan yan meningkat untuk menyesuaikan diri sendiri terhadapnya dan mengubah lingkungannya dan mengubah ciri-cirinya sendiri.
Ciri ilmu yang kedua, ilmu sebagai suatu produk, yaitu ilmu dapat diartikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang merupakan hasil berfikir manusia. Produk ini bisa merupakan pengetahuan baru atau pengembangan pengetahuan yang telah ada. Ilmu sebagai produk ini diharapkan dapat menjadi kemaslahatan bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Ciri ilmu yang ketiga, ilmu sebagai metode, dari kedua ciri dasar ilmu yaitu wujud aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut merupakan sisi yang tidak terpisahkan. Adanya keterkaitan yaitu aktivitas manusia menggunakan metode yaitu suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah yang nantinya menghasilkan produk.
D. Sejarah Perkembangan Ilmu
Menurut Anonim (2003 : 64-84), perkembangan ilmu dalam sejarah dapat dikelompokkan dalam enam zaman yaitu, (1) Zaman Purba, (2) Zaman Romawi atau Yunani Kuno (3) Abad pertengahan, (4) Zaman Renaisance, (5) Zaman Modern, (6) Zaman Kontemporer.
Karakteristik keenam zaman tersebut di atas dapat diringkas sebagai berikut :
1. Masa Purba (Zaman Pra Yunani Kuno pada Abad 15-7 SM)
a. Cara keilmuan adalah trial and error (mencoba-coba)
b. Belum dikenal ahli
c. Belum ada ilmu
d. Yang ada pengetahuan
e. Komunikasi pengetahuan secara oral
f. Dokumentasi ada ditulis di batu-batuan
g. Kualitas pengetahuan empirik (nyata)
h. Kebenaran ilmu berdasar pengalaman
i. Perkembangan ilmu sangat lambat
2. Zaman sejarah Romawi dan Yunani kuno (Abad 7-2 SM)
a. Juga dikenal sebagai Masa Aristoteles
b. Sudah dikenal Ilmu Pengetahuan terutama ilmu-ilmu deduktif (matematika, sosial, psikologi).
c. Cara keilmuannya didominasi cara filosofis.
d. Cara empiris telah dilakukan oleh Aristoteles.
e. Cara empiris yang lain dilakukan dengan cara analogi.
f. Sudah dikenal ahli yang terbesar adalah ahli filsafat.
g. Usia kebenaran ilmunya sampai usia 3000 tahun.
h. Kebenarannya dapat dikatakan kebenaran argumentatif logis.
i. Perkembangan ilmunya relatif lambat, lebih mendalam dari pada meluas.
j. Kualitas keilmuannya ada yang dapat dipertahankan tetapi ada juga yang digugurkan pada Abad 17.
k. Yang dapat diwarisi adalah cara pemikirannya.
3. Zaman abad pertengahan (masa kegelapan pada Abad 2-14 M)
a. Perhatian terhadap ilmu saat ini didesak oleh perhatian manusia terhadap agama.
b. Sehingga masa itu dikenal sebagai masa kegelapan (Dark Age).
c. Orang tidak berani mempersoalkan keilmuan karena ada ancaman.
d. Untuk orang Islam sebenarnya merupakan zaman keemasan (Golden age).
e. Golden Age ditengarai dengan :
1). Universalism.
2). Tolerance.
3). International character of the market (pasar yang bertaraf internasional).
4). Respect for science and scientist (penghargaan terhadap ilmu dan ilmuwan)
5). The islamic nature of both the ends and means of science (tujuan dan sarana ilmu yang bersifat islami).
4. Masa Renaisance (Abad 14-17 M)
a. Dikatakan sebagai zaman kebangkitan, karena bangkitnya beberapa ilmuwan baru.
b. Pada Abad 16 muncul Francis Bacon yang menemukan metode eksperimen untuk menggali ilmu alam dan Rene Descartes yang mengungkapkan tentang cara belajar ilmuwan.
5. Zaman Modern (Abad 17-19 M)
a. Merupakan awal abad eksperimen.
b. Ilmu pengetahuan berkembang pesat baik kualitatif maupun kuantitatif dengan munculnya cabang-cabang ilmu baru, terutama pada ilmu-ilmu induktif.
c. Ahli berkembang pesat.
d. Ilmu saat ini mendasarkan pada pengetahuan empiris.
e. Kebenaran ilmunya juga didasarkan atas argumentasi empiris.
f. Generalisasi ilmunya dibutuhkan kemampuan konseptualisasi.
6. Zaman Kontemporer (Abad 20 ke atas)
a. Merupakan abad eksperimen.
b. Dalam abad eksperimen justru nama ahli menyempit karena semua orang dapat melakukan eksperimen.
c. Yang dikejar pada abad ini adalah hadiah nobel.
d. Ilmunya berkembang luar biasa pesatnya.
e. Kebenaran ilmunya kombinasi antara kebenaran metodologis dan logis.
E. Kaitan antara filsafat dan ilmu
Menurut data yang diambil dari internet pada Tanggal 28 Oktober 2006 di http://pormadi.wordpress.com/2006/04/29/hubungan-filsafat-dengan-politik-dan-realitas-sosial/ :

“Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal. Yang membedakan diantara keduanya adalah filsafat mempelajari seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu”.

Dari pengertian di atas dan karakteristik sejarah perkembangan ilmu pada no. D, bisa diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Filsafat memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang.
Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersubyektif).
Lebih jelas keterkaitan antara filsafat dan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Ilmu tanpa filsafat ? Kosong
a. Definisi nominal filsafat : Filein (= mencintai) dan sophia (= kebijaksanaan).
b. Obyek ilmu : bahan yang disoroti adalah tertentu.
c. Tujuan ilmu adalah membantu manusia dalam mengorientasikan dirinya dalam dunia.
d. Filsafat merupakan sesuatu yang mencintai dan mencari kebijaksanaan.
e. Jadi sesuatu (yang tidak bijaksana dan tidak dapat mencintai) tetapi berusaha membantu manusia dalam mengorientasikan diri manusia dalam dunia, sesuatu itu akan tidak ada hasilnya (tidak ada isinya/KOSONG).
2. Filsafat tanpa ilmu ? Buta
a. Obyek filsafat : segala sesuatu
b. Tujuan filsafat : mencari dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu
c. Berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala-galanya; untuk mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia.
d. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu bidang tertentu atas realitas/ kenyataan.
e. Jadi filsafat tanpa pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu bidang tertentu atas realitas/ kenyataan akan BUTA.
Daftar Acuan
  1. Anonim. (2003). Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
  2. http : //pormadi.wordpress.com/2006/04/29/hubungan-filsafat-dengan-politik-dan-realitas-sosial/
  3. Jujun S. Suriasumantri. (2003). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Thursday, April 12, 2007

Teori Belajar Algoritma-Heuristik (L. Landa) Sebuah aplikasi dalam pembelajaran “Melepas Roda Mobil, Memasang Roda Mobil Dan Menyetel Kelurusan Roda

STRATEGI BELAJAR BERDASAR
TEORI BELAJAR ALGORITMA-HEURISTIK (L. LANDA)
Makalah ini pernah menjadi Tugas Mata Kuliah Teori Pembelajaran
di PTK S2 PPS UNY
Dipresentasikan di depan kelas Tgl 11 April 2007
(Walaupun banyak masukkan pada waktu presentasi, namun hingga masuk dalam blog ini makalah belum diperbaiki lagi )
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu tujuan pembelajaran, peserta didik, guru (pendidik), isi pelajaran, strategi mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti : perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya yang menurut penulis penting adalah strategi mengajar.
Strategi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.
Strategi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu harus memiliki strategi mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan hanya satu strategi saja, tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai. Karena begitu pentingnya strategi mengajar dalam pembelajaran maka penulis tergugah untuk menulis dan menguraikannya sehingga makalah ini diberi judul “Strategi Mengajar Berdasarkan Teori Belajar Algoritma-Heuristik”.
2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka timbul masalah-masalah sebagai berikut :
a. Apakah komponen-komponen dalam kegiatan belajar mengajar?
b. Apakah tipe belajar siswa berbeda-beda ?
c. Apakah pendidik perlu mengenal tipe belajar siswa ?
d. Apakah tipe belajar siswa perlu di observasi?
e. Apakah pendidik perlu memiliki berbagai macam strategi mengajar?
f. Apa hubungan strategi mengajar berdasarkan Teori Belajar Algoritma-Heuristik dengan tipe materi pembelajaran?
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus maka penulis batasi pada point (f) dari identifikasi masalah di atas yaitu : “Apa hubungan strategi mengajar berdasarkan Teori Belajar Algoritma-Heuristik dengan tipe materi pembelajaran?”
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas maka dibuat rumusan masalah (a) Apa hubungan strategi mengajar berdasarkan Teori Belajar Algoritma-Heuristik dengan tipe materi pembelajaran? (b) Bagaimana cara mengaplikasikan Teori Belajar Algoritma-Heuristik pada pembelajaran?
5. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menginformasikan bagi para pembaca, bahwa betapa pentingnya strategi mengajar dikuasai oleh pendidik, dan diusahakan. Strategi yang dimiliki pendidik pada saat praktek disesuaikan dengan materi yang diajarkan, sehingga diharapkan materi yang kita sampaikan terekam dan tercerna oleh peserta didik.
B. Pembahasan
1. Teori Belajar Algoritma-Heuristik

Menurut Prasetya I, Suciati, dan Wardani (1994:17), Teori Belajar Algo-Heuristik ini dikembangkan dari Teori Sibernetik. Ada dua asumsi utama dalam teori ini yaitu (1) belajar perlu sebuah proses, dan yang menentukan proses adalah “sistem informasi” yang akan diproses, (2) tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, yang cocok untuk siswa.
Menurut Prasetya I, Suciati, dan Wardani (1994:17), Asri Budiningsih (2003:87) dalam Teori Algo-Heuristik ada dua jenis proses berpikir. Jenis yang pertama disebut proses (strategi) berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu. Jenis kedua adalah proses (strategi) berpikir heuristik, yakni cara berpikir divergen, menuju beberapa target sekaligus.
Dalam prosesnya Strategi Algoritma lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier, sekuensial. Untuk proses Strategi Heuristik lebih tepat disajikan dalam beuntuk “terbuka” dan memberi keleluasaan siswa untuk berimajinasi dan berpikir.
2. Tipe Materi Pembelajaran
Tipe materi pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan jenis informasinya yaitu (a) materi yang membutuhkan konsepsi yang sedikit, yang sudah teratur, linier, dan mengarah ke suatu target tertentu; dan (b) materi yang membutuhkan kosepsi yang luas, banyak memiliki interpretasi. Untuk materi yang sudah teratur, sudah pasti, atau linier misalnya informasi materi tentang rumus, kegiatan menelpon, melepas roda mobil, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain. Untuk materi yang membutuhkan konsepsi yang luas misalnya informasi materi tentang kemerdekaan, sopan santun, diagnosa kerusakan mobil, dan lain-lain.
3. Aplikasikan Belajar Algoritma-Heuristik
Untuk mengaplikasikan Teori Belajar Algoritma-Heuristik kita harus memilah terlebih dahulu antara materi yang linier dan materi yang menyebar. Untuk materi yang linier kita gunakan Strategi Algoritma dan untuk materi yang menyebar dan membutuhkan konsepsi yang luas kita gunakan Strategi Heuristik.
Menurut Overview Algo-Heuristic Theory (diambil dari http://tip.psychology. org/ landa.html) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaannya Teori Belajar Algoritma-Heuristik tidak harus memilih strategi yang penuh (algoritma atau heuristik) bisa di tengah-tengah yaitu semi-algoritma dan masalah-masalah semi-heuristik.
Untuk langkah-langkah umumnya adalah (a) menentukan tujuan-tujuan pembelajaran, (b) menentukan materi pembelajaran, (c) mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pembelajaran, (d) menentukan strategi belajar yang sesuai dengan sistem algoritmik atau heuristik, (e) menyusun materi pembelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasi, (f) menyajikan materi. Sebagai contoh aplikasi Teori Belajar Algoritma-Heuristik pada pembelajaran “Melepas Roda Mobil, Memasang Roda Mobil Dan Menyetel Kelurusan Roda Depan Mobil” sebagai berikut :
a. Penentuan tujuan (yang digantikan penentuan indikator ketercapaian kerja)
Materi---------------------------Indikator pencapaian kinerja,
Melepas roda ---------------------Mendemonstrasikan pelepasan roda.
Mengidentifikasi kerusakan roda--Menghasilkan rekomendasi yang benar dari kerusakan roda.
Memasang roda-------------------Mendemonstrasikan pemasangan roda.
Menyetel roda--------------------Menghasilkan pengukuran dan penyetelan FWA yang benar.

b. Penentuan materi pembelajaran, mengkaji sistem informasi yang terkandung, menentukan strategi belajar, menyusun materi pembelajaran sesuai urutan informasi :

No Urutan Materi -----------------Jenis Materi ------------------------Strategi belajar
1 Melepas roda -----------------------linier ---------------------------------Algoritma
2 Mengidentifikasi kerusakan roda ----Membutuhkan konsep yang luas -----Semi-Heuristik
3 Memasang roda --------------------linier ---------------------------------Algoritma
4 Menyetel roda ---------------------linier ----------------------------------Semi-Algoritma
c. Penyajian : dengan teori dan praktek yang disesuaikan dengan jenis informasi materi pembelajarannya.

C. Penutup
a. Kesimpulan : (1) Sangat erat kaitannya hubungan antara tipe materi pembelajaran dengan strategi mengajar berdasarkan Teori Belajar Algoritma-Heuristik. Ketika jenis informasi materi pembelajaran tidak cocok dengan strategi yang digunakan oleh guru maka proses pembelajaran akan sulit, dan sebaliknya ketika cocok maka proses pembelajaran akan lebih mudah. (2) Cara mengaplikasikan Teori Belajar Algoritma-Heuristik pada proses pembelajaran adalah dengan menyesuaikan antara strategi yang digunakan dengan sistem informasi materi pembelajaran yang diajarkan. Ketika informasi materi pembelajaran mebutuhkan konsepsi yang luas maka menggunakan Strategi Algoritma, dan ketika informasi materi pembelajaran yang sudah teratur, pasti, dibutuhkan langkah yang urut, tahap demi tahap, maka menggunakan Strategi Heuristik.
b. Saran : (1) Strategi mengajar hendaknya disesuaikan dengan tipe materi pembelajaran yang diajarkan. (2) Pendidik hendaknya memiliki keterampilan metode mengajar yang bervariasi. (3) Bagi mereka yang terlibat dalam dunia keguruan, hendaknya secara antusias untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan , khususnya yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan. belajar siswa agar apa yang disampaikan dapat dicerna, dikuasai, dan dimengerti oleh peserta didik.

D. Daftar Pustaka
1. Algo-Heuristic Theory (L. Landa) Overview (http://tip.psychology.org/ landa.html). Diambil pada Tanggal 6 April 2007.
2. C. Asri Budiningsih. (2003). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : FIP UNY.
3. Metoda Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa, (http://www. duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=100&Itemid=26) diambil pada Tanggal 7 Maret 2007.
4. Prasetya I, Suciati, & Wardani. (1994). Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar. Jakarta : Pekerti Dikti Dikbud.

Sunday, April 08, 2007

Media

Media Massa Pengaruhnya Terhadap Konsumen

Tinggi rendahnya pengaruh suatu program yang diluncurkan oleh media massa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a.Lamanya mengikuti program media massa yang dimaksud.
b.Sumber media massa (apakah audio, video, atau audio-video).
b.Lamanya mengikuti program massa lainnya yang bertolak arah dengan program yang
dimaksud.

SMK : Salah Satu Jalan Dengan Rekayasa Ulang

Review Paper SMK : Salah Satu Jalan Dengan Rekayasa Ulang

Daftar Isi Review Paper
SMK : Salah Satu Jalan Dengan Rekayasa Ulang ......................................... 2
Kenyataan Lulusan SMK Banyak Yang Menganggur ...................................... 2
Kendala SMK ................................................................................. 2
SMK Sebagai Pusat Layanan Penyiapan Tenaga Kerja ............................................. 2
Rekayasa Ulang SMK (Re-Engineering) ............................................................... 3
1. Pengembangan SMK Kecil pada Lokasi SMP ...................................................... 4
2. Program Smk Kelas Jauh Di Pondok Pesantren ................................................. 5
3. Program SMK Besar ........................................................................................... 5
Ulasan Reviewer ...................................................................................................... 6

Review Paper
SMK : Salah Satu Jalan Dengan Rekayasa Ulang

A. Kenyataan Lulusan SMK Banyak Yang Menganggur
Menurut Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan, Depdiknas, Fasli Jalal(SUARA MERDEKA, 7/8/2006), kini lulusan SMK lebih banyak menjadi penganggur dengan persentase 13,44 persen dibandingkan dengan yang bekerja sebesar 7,35 persen. Dipaparkan dalam Kompas (10/5/2006), Banyaknya lulusan sekolah menengah kejuruan yang menganggur menyebabkan pelajar kurang berminat belajar di SMK.
Dijelaskan dalam SUARA MERDEKA (7/8/2006), keberadaan SMK di sejumlah daerah di Indonesia berada di persimpangan jalan, antara peluang dan tantangan. Satu sisi SMK memiliki peluang untuk menguasai berbagai peluang kerja, memasok tenaga kerja terampil dan siap pakai, namun beberapa di antaranya juga berpotensi besar menjadi penganggur karena tidak memiliki kompetensi.
B. Kendala SMK
Menurut SUARA MERDEKA (7/8/2006), keberadaan SMK di sejumlah daerah sering terkendala karena masih minimnya pemahaman masyarakat tentang fungsi sekolah pada jenjang ini. Banyak warga masyarakat cenderung tidak memilih SMK, karena mereka beranggapan mutu pendidikan jenjang ini lebih rendah dibandingkan SMA, bahkan, ada di antaranya yang beranggapan siswa yang masuk SMK karena tidak lulus SMA. Tidak jarang anggapan masyarakat itu benar, karena SMK pada beberapa kondisinya memang menjadi pilihan kedua, sehingga jangankan untuk berhasil maksimal, siswanya tamat saja sudah syukur.
Kondisi tersebut, juga diperburuk oleh minimnya sejumlah fasilitas yang dimiliki SMK karena terbentur dana sehingga lengkaplah lulusan yang dihasilkan cenderung tidak berkualitas. Kemudian ada beberapa program studi yang diajarkan tidak relevan lagi dengan kebutuhan yang ada saat itu, dan tidak tersosialisasi pada masyarakat. Selanjutnya yang dihadapi siswa lulusan SMK hingga akhirnya menjadi penganggur, karena mereka tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Kendala lainnya adalah karena ada jurusan SMK yang sudah jenuh dan tidak diperlukan di daerah setempat.
C. SMK Sebagai Pusat Layanan Penyiapan Tenaga Kerja
Dijelaskan pada Program Pembangunan Nasional (Propenas), ditandai dengan VISI 2006 bahwa “Pendidikan menengah kejuruan sebagai pusat layanan penyiapan tenaga kerja tingkat menengah yang trampil, terdidik, profesional dan berdaya saing sesuai dengan tuntutan pembangunan nasional”. Era reformasi, Era Otonomi Daerah dan persiapan Era Global, diantisipasi dengan arah kebijakan Mendiknas dengan pendidikan berorientasi kecakapan hidup (Life Skill Education) yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk dapat memiliki kecakapan dan keberanian untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan, melalui pendekatan pendidikan yang berbasis luas dan mendasar (Broad Based Education) yang diberlakukan untuk pendidikan yang bersifat regular maupun non-regular.
Arah kebijakan Dikmenjur melalui Reposisi Pendidikan kejuruan menjelang 2020 melalui pendekatan pendidikan yang berbasis luas dalam rangka peningkatan dan pengembangan pengelolaan SMK adalah melalui (1) Re-engineering SMK dalam rangka manata ulang program keahlian di SMK dan meningkatkan peran SMK menjadi Pusat Pelatihan Kejuruan Terpadu dan (2) Re-engineering pendidikan kejuruan untuk mendorong terciptanya sistem pendidikan yang permeable dan fleksibel.
D. Rekayasa Ulang SMK (Re-Engineering)
Secara konsep re-engeneering merupakan perubahan yang berisiko tinggi dan memerlukan proses cukup lama. Hal ini dikarenakan re-engeneering merupakan proses perubahan lebih menekankan pada perubahan terhadap struktur kelembagaan. Rekayasa ulang SMK dimaksudkan sebagai suatu upaya penataan bidang atau program keahlian sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi ekonomi dan potensi wilayahnya, serta tuntutan kebutuhan pasar tanpa menutup institusi SMK tersebut. Hal ini penting karena banyak lulusan SMK yang menganggur setelah tamat diakibatkan karena mereka tidak mau bekerja ke luar daerah dan hanya ingin bekerja di daerah asalnya. Sementara kompetensi yang dimiliki para lulusan SMK lebih dibutuhkan di daerah lain, akibatnya mereka bekerja di luar bidang kemampuannya.
Kelompok jurusan yang sudah “jenuh” pasar kerjanya, perlu dipikirkan untuk diganti dengan bidang baru yang lebih menjanjikan. Penataan ulang itu bukan berarti SMK yang program keahliannya dianggap sudah jenuh akan ditutup, untuk menutup atau membuka program merupakan wewenang pemerintah kabupaten/kota. Jenuh tidaknya suatu kelompok jurusan SMK tidak bisa disamakan antara satu daerah dengan daerah lainnya (jenuh itu tergantung daerah). Berangkat dari hal ini Depdiknas siap membantu daerah-daerah yang ingin mendirikan SMK, yang berupa bantuan guru-guru, program, kurikulum, maupun dalam menentukan jenis SMK yang cocok untuk suatu daerah.
Kegiatan lain dalam rintisan pelaksanaan re-engeneering SMK meliputi penggantian atau pengembangan program keahlian baru pada SMK, pengembangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru SMK, pengembangan SMK kecil pada lokasi SMP, program SMK kelas jauh di pondok pesantren/institusi lainnya, pengembangan SMK besar, SMK di perbatasan, pengembangan sekolah menengah terpadu (SMT), di samping pengembangan SMK menjadi PPKT dan community college.
Disebutkan pula dalam Bahan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 16 Agustus 2006, bahwa kebijakan umum pembangunan pendidikan nasional mencakup 39 kegiatan prioritas, dan yang terkait dengan penambahan kuota jumlah SMK adalah nomor 10 pada point (e, g, m, n,o, p, q, r) sebagai berikut : (e) Pendirian 356 SMK Kecil dalam satu lokasi dengan SMP Negeri yang merupakan Layanan pendidikan kejuruan di daerah pedesaan, daerah miskin, dan daerah terpencil di 30 propinsi; (g) Pendirian 256 SMK Kelas Jauh di Pesantren, sebagai bentuk layanan pendidikan menengah kejuruan di pondok pesantren; (m) Pembangunan RKB dengan bantuan imbal swadya SMK sebanyak 214 lokasi; (n) Bantuan imbal swadaya pembangunan USB SMK perbatasan sebanyak 10 1okasi; (o) Bantuan imbal swadaya pembangunan SMK kecil di SMP sebanyak 416 lokasi; (p) Bantuan imbal swadaya pembangunan SMK kelas jauh di ponpes sebanyak 361 lokasi; (q) Bantuan imbal swadaya pembangunan SMK di SMA sebanyak 80 lokasi; (r) Bantuan imbal swadaya pembangunan SMK besar sebanyak 60 lokasi.
Kebijakan umum pembangunan pendidikan nasional yang terkait dengan penambahan kuota jumlah SMK tersebut di atas mengenai SMK Kecil, SMK Kelas Jauh, dan SMK Besar dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Pengembangan SMK Kecil pada Lokasi SMP
Pemerintah pusat menargetkan berdirinya 1.000 SMK di seluruh Indonesia dalam kurun lima sampai 10 tahun ke depan (2013). Namun, kemampuan pemerintah diperkirakan terbatas hanya sebanyak 300 sekolah. Dana untuk membangun SMK sangat besar, terutama untuk tanah, bangunan, peralatan praktik, dan ketersediaan guru. Sebagai salah satu alternatifnya dibentuk SMK kelas kecil
Tujuan utama SMK kecil di SMP adalah untuk mempermudah akses pendidikan menengah kejuruan bagi daerah yang membutuhkan dan untuk mengantisipasi peningkatan kelulusan SMP/MTs sebagai dampak keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun. SMK Kecil di SMP adalah SMK negeri berlokasi di SMP yang memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada di SMP, seperti tenaga kependidikan, ruang kelas, ruang praktek, peralatan dan sarana penunjang lainnya.
Pengembangan SMK Kecil di SMP diharapkan dapat menekan biaya investasi dibandingkan jika harus membangun sekolah di lokasi baru. Selain itu pembangunan SMK Kecil merupakan antisipasi jika ada pelaksanaan Wajib Belajar 12 tahun. Kriteria pemilihan lokasi SMK Kecil ini adalah untuk kecamatan atau kabupaten yang sedikitnya mempunyai dua gedung SMP tapi tidak punya sarana SMA sama sekali di wilayahnya. Jurusan yang dibentuk adalah SMK berbasis sumber daya alam dan SMK berbasis industri yang disesuaikan dengan potensi daerah tersebut. Pihak Dikmenjur, telah menyiapkan tenaga pengajar untuk SMK Kecil. Tenaga pengajar tersebut akan terdiri dari guru bantu, calon guru PNS, dan putera daerah lulusan SMK yang diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan D3.
Dalam pembentukannya, kelas kecil tersebut harus memiliki SMK induk. Para pengajar didatangkan dari sekolah induk, sedangkan kegiatan praktik dapat dilaksanakan di SMK induk maupun bekerja sama dengan instansi lain. Status SMK kelas kecil itu tidak berbeda dengan status SMK umumnya. Hanya saja SMK kelas kecil sifatnya lebih luwes. Setelah satu tahun belajar, siswa dapat memperoleh sertifikasi dan bekerja terlebih dahulu. Jika ia tertarik untuk bersekolah kembali, pelajaran dapat dilanjutkan. Selain itu, pembentukan program studi pada kelas kecil tersebut akan disesuaikan dengan kompetensi daerahnya.
2. Program Smk Kelas Jauh Di Pondok Pesantren
Salah satu pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional adalah pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan termasuk Sekolah Menengah Kejuruan. Bagian dari konsekuensi dengan adanya pemekaran wilayah, daerah-daerah terpencil, dan pedesaan maka Direktorat Pembinaan SMK sejak tahun 2003 telah melaksanakan program SMK Kelas Jauh di Ponpes. Sekolah ini menginduk pada SMK negeri yang sudah ada dengan menyelenggarakan minimal satu program keahlian yang berbasis produksi dengan mengambil lokasi di daerah terpencil. Adanya SMK di lokasi itu akan memperpendek jarak antara tempat tinggal mereka dan lokasi sekolah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa beberapa SMK Kelas Jauh di Ponpes masih mengalami hambatan didalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terutama pada pemenuhan kebutuhan fasilitas berupa bangunan, perabot, dan peralatan. Berangkat dari hal tersebut maka diadakan program imbal swadana oleh pemerintah dengan tujuan umum (a) Mempermudah akses ke Sekolah Menengah Kejuruan pada daerah yang jarak jangkauannya jauh dari SMK yang sudah ada; (b) Mewadahi lonjakan lulusan SMP/Mts sebagai dampak keberhasilan program Wajar 9 tahun; (c) Efisiensi dan pemberdayaan sumberdaya yang tersedia pada Pondok Pesantren. Tujuan khusus dilakukan program imbal swadana : (a) Mengakselerasi perkembangan SMK Kelas Jauh di Ponpes mencapai standar minimal pendidikan, (b) Melakukan penataan ulang SMK Kelas Jauh di Ponpes yang telah beroperasi sesuai dengan kondisi lapangan; (c) Melanjutkan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas guna meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah.
3. Program SMK Besar
Perbandingan jumlah siswa antara SMK dengan SMA saat ini masih jauh dari ideal, yaitu 1 : 3. Alternatif pembentukan Sekolah Besar dijadikan solusi yang efesien untuk meningkatkan daya tampung SMK. Mengacu pada himbauan Menteri Pendidikan Nasional, perbandingan idealnya adalah 50 : 50. Atau, 60 : 40. Untuk meningkatkan penyerapan siswa SMP ke SMK, salah satu alternatifnya adalah mendorong terbentuknya Sekolah Besar (sekolah dengan minimal memiliki 60 kelas). Pengembangan SMK besar direalisasikan dengan cara menggabungkan dua atau tiga SMK agar menjadi lebih besar.
Pemerintah juga siap memberikan bantuan dan block grant pada sekolah menengah kejuruan (SMK) yang siap untuk dikembangkan. Syaratnya adalah, (a) Bantuan akan diberikan kepada SMK yang memenuhi syarat, antara lain memiliki peminat tiga hingga empat kali dari kapasitas siswa yang tersedia, (b) memiliki hubungan baik dengan industri, (c) SMK tersebut juga harus memiliki paling tidak jurusan yang memenuhi standar nasional, “Syukur-syukur kalau standarnya bisa internasional”, (d) Syarat lain yang perlu diperhatikan adalah bantuan akan diarahkan kepada SMK yang berada di kota dan bukan di kabupaten.
Bagi SMK yang bersedia dikembangkan dan memenuhi syarat akan didorong untuk menambah kapasitas siswanya pada jurusan-jurusan yang banyak diminati. Kalau biasanya dua kelas, maka akan ditambah paling tidak menjadi empat kelas. Penambahan kapasitas akan dilakukan dalam tiga tahun. Penambahan kapasitas ini diakui akan menimbulkan konsekuensi tersendiri, terutama menyangkut kebutuhan alat dan pengajar. Pemerintah akan menambah alat dan alat tersebut harus bisa dipakai dari Hari Senin sampai Minggu. Kendala keterbatasan waktu harus diatasi oleh pihak sekolah dengan membuka kelas sejak pagi hingga malam.
E. Ulasan Reviewer
Berangkat dari paparan tersebut di atas maka :
1. Permasalahan pengangguran di Indonesia perlu diatasi dengan tiga pilar kebijakan umum pembangunan pendidikan nasional yaitu : (a) Peningkatan pemerataan dan perluasan akses pendidikan SMK, (b) Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan SMK, serta (c) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan SMK.
2. Dalam pelaksanaan mereposisi pendidikan kejuruan ini muncul berbagai masalah baru, salah satunya yaitu apabila ada pihak-pihak yang latah mengembangkan kuota siswa SMK dengan tidak dibarengi oleh prinsip akses, mutu, dan tata kelola yang baik maka akan semakin banyak lulusan SMK yang tidak diserap dunia kerja. Permasalahan ketidakberhasilan siswa akan ditujukan kepada pihak SMK bukan pada pihak lain seperti SMA. Bagaimana SMK mempertanggungjawabkan hasil belajar siswanya?
3. Di SMK terjadi siswa yang masuk SMK tetapi tidak berminat di SMK akibatnya murid SMK itu tidak optimal dalam mengembangkan keterampilan, hal ini perlu dicari solusinya.
4. Era Otonomi Daerah yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah, menuntut adanya peningkatan sumber daya manusia yang terdidik, terampil, profesional yang berbudi luhur dan peralatan yang diperlukan dalam berbagai sektor. Hal ini perlu ditangani pihak-pihak berkompeten secara matang sehingga tidak menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.
5. Dengan semakin baiknya akses pendidikan SMK maka kemungkinan masyarakat Indonesia memiliki kompetensi semakin merata. Jadi bagi pihak-pihak yang sedang mengembangkan akses pendidikan kejuruan agar lebih dimantapkan lagi.
6. Bagi pemda atau pemkot yang belum memperhatikan SMK sebagai solusi rendahnya daya saing SDM kita, maka perlu secepatnya bergegas meningkatkan akses SMK, mutu SMK, dan tata kelola SMK di wilayahnya.
7. Bagi pihak SMK yang memiliki jurusan yang diperkirakan sudah jenuh pasar kerjanya program bisnis dan manajemen, termasuk sekretaris), perlu segera dipikirkan untuk diganti dengan bidang baru yang lebih menjanjikan.
8. Bagi pihak SMK yang memiliki jurusan unggulan (program pertanian, pariwisata, kelautan, dan teknologi informasi) dan pihak SMK yang memiliki program yang cukup stabil (Kelompok program teknologi dan industri serta kelompok seni dan kerajinan) untuk lebih dimantapkan lagi.


Sumber Review :
1. Lulusan SMK Menganggur : Peralatan Terbatas, Disiplin Kurang (Sumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0605/10/jatim/52665.htm Kompas Rabu, 10/5/06
2. Eksistensi SMK di Persimpangan Jalan (Sumber : http://www.suaramerdeka.com/ cybernews/harian/0608/07/nas5.htm) SUARA MERDEKA : Senin, 7/8/06
3. Keberadaan SMK Perlu Direkayasa Ulang (Sumber : http://202.155.15.208/ koran_detail.asp?id=200794&kat_id=13&kat_id1=359&kat_id2=)
4. Penataan Ulang SMK Agar Lulusan Cepat Laku? (Sumber : http://www.republika.co.id/kirim_berita.asp? id=154472&kat_id=105&edisi=Cetak) Republika Online (Jumat, 27/2/04)
5. Pendidikan Menengah : Pemerintah Alokasikan Rp 500 Miliar Untuk Perbanyak SMK (Sumber : http://www.indonesia.go.id/index.php/ content/view/849/700/ atau bisa diambil di http://www.e-kebumen.net/modules.php?op=modload&name=News&file= article&sid=372& mode=thread&order=0&thold=0) Portal Indonesia Up load (4/2006)
6. Mahalnya Pendidikan Kejuruan (Sumber : Mahalnya Pendidikan Kejuruan. http://www.suaramerdeka.com/harian/0411/08/opi4.htm) Oleh : Tawan Rosidi.
Suara Merdeka (Senin, 08 Nopember 2004)
Permasalahan Pendidikan (Sumber : http://www.ditplb.or.id/2006/ppt/reg.pdf)
7. Pemprov Rancang SMK Kelas Jauh di Sejumlah Pondok Pesantren (Sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/23/kot18.htm) Suara Merdeka (23/1/2006)
8. Cuplikan Panduan Program Imbal Swadaya SMK Kelas Jauh di Pondok Pesantren Tahun 2007 (Sumber : http://www.program2007.dikmenjur.net/ Panlak_2007/04_ %20SMK%20Kelas%20Jauh%20di%20Ponpes%202007.doc)
9. Pendidikan ‘Life Skills’ Solusi Efektif Atasi Pengangguran (Sumber : http://www.kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=4038) 20 Februari 2007
10. Peranan SMK Sebagai Career Center (Sumber : http://www.dikmenjur.go.id/v06/?d =include&h=berita&id=561&detil=yes)
11. SURAT DIRJENDDIDIKANDASARMEN, Nomor Surat : 1076/C5.5/MN/2006, Tgl : 21/2/2006
12. Sekolah Kejuruan Harus Berorientasi Mutu (Sumber : http://www.bagais.go.id/cfm/ index.cfm?fuseaction=KajianBerita&Berita_ID=7859&Sub=7) Kompas (01/2/07 ).
13. PROGRAM PENDIDIKAN KEJURUAN 2005-2009 PRIORITAS PENINGKATAN AKSES (Sumber : http://www.pemkot-malang.go.id/berita/berita.php?subaction =showfull&id =1122269453&archive=&start_from=&ucat=1&) 25 / 07 / 2005
14. SEJARAH SMK NEGERI 29 JAKARTA (Sumber : http://smk29indonesia.tripod.com/ sejarah.htm)
15. Sekolah Besar, Solusi Mengejar Kuota Ideal SMK (Sumber : http://www.bagais.go.id/ cfm/index.cfm?fuseaction=KajianBerita&Berita_ID=7607&Sub=7)_Kompas (07/11/06)
16. Pemkot Bandung Dorong Pertumbuhan SMK di 2007 (Sumber : http:// www.bagais.go.id/ cfm/index.cfm?fuseaction=KajianBerita&Berita_ID=7800&Sub=7)
Kompas (19 Desember 2006)
17. Jatim Targetkan 38 SMK Kelas Kecil (Sumber : http://www.kompas.com/kompas-cetak/0302/20/jatim/137239.htm) Kompas (Kamis, 20 Februari 2003)
18. Pemerintah Sediakan Rp 250 Juta untuk SMK yang Siap Dikembangkan (Sumber : https://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/24/humaniora/1106646.htm)
Kompas (Kamis, 24 Juni 2004)
19. Dana Block Grant untuk 17 SMK di Jateng (Sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/02/kot09.htm) Suara Merdeka (Kamis, 02 September 2004)
20. Pemerintah Bangun Empat SMK Kecil (Sumber : http://www.suaramerdeka.com/harian/0502/07/ban08.htm ) Suara Merdeka (Senin, 07 Februari 2005 )
21. Depdiknas Bangun SMK Kecil di SMP (Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/08/02/brk,20040802-46,id.html)
Rina Rachmawati - Tempo News Room Tempo (Senin, 02 Agustus 2004 19:24 WIB)