Anda Pengunjung ke

Sunday, April 22, 2007

Filsafat Otomotif Terhadap Manusia

Filsafat Otomotif Terhadap Manusia
A. Pendahuluan
Kaidah dalam berfilsafat adalah harus memuat berpikir secara kritis, harus berpikir dalam bentuk sistematis, harus menghasilkan sesuatu yang runtut, harus berpikir secara rasional, dan harus bersifat komprehensif. Namun dmikian penulis adalah seorang pemula yang terjun dalam dunia filsafat. Baru sekali ini penulis belajar berfilsafat. Pendidikan-pendidikan sebelumnya tidak pernah bertemu mata pelajaran (mata kuliah) filsafat. Sangatlah mustahil berfilsafat dengan sempurna terkecuali diizinkan oleh Alloh SWT., untuk bisa berfilsafat dengan sempurna.
Penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa berfilsafat sempurna walaupun sebagai pemula. Salah satu usahanya adalah sesuai petunjuk Prof. Djohar (pakar pendidikan dan filsafat), agar kita memaksimalkan hati kita. Melalui spiritual kita hati kita harus dikembangkan dan bisa dijadikan reflektor. Caranya adalah : pengakuan atas Alloh SWT, berserah diri atas Alloh SWT, Iqro, pengamalan ajaran atas Alloh SWT, dan tidak menghakimi diri sendiri sehingga terjadi polarisme yang luar biasa (janji Alloh SWT).
Pemilihan judul paper dalam tulisan ini adalah ”Filsafat Otomotif Terhadap Manusia”. Mengapa memakai kata-kata ”filsafat”, dan mengapa bukan memakai ”filosofis”, ”falsafi/filsafati”. Mengapa memilih ”otomotif” dan memilih ”manusia”. Kata ”falsafi” atau ”filsafati” artinya: ”bersifat sesuai dengan kaidah-kaidah filsafat”. ”Berpikir filosofis”, adalah berpikir dengan dasar cinta akan kebijaksanaan”. Kesemuanya merupakan turunan dari filsafat Alasan penulis memilih ”filsafat”, ”otomotif” dan ”manusia” adalah karena angan-angan penulis agar bisa berfilsafat dengan sempurna. Dengan menggunakan kata ”filsafat” maka yang diinginkan penulis adalah tulisannya benar-benar merupakan filsafat. Dengan menggunakan kata ”otomotif” maka tulisan akan sesuai dengan bidang penulis sehingga akan lebih mendekati kesempurnaan. Dengan menggunakan kata ”manusia” maka filsafat benar-benar akan berguna bagi manusia dan akan mendekati kesempurnaan karena penulis adalah manusia.
B. Filsafat
Kata-kata ”filsafat”, ”filosofi”, ”filosofis”, ”filsuf”, ”falsafi/filsafati” bertebaran di sekeliling kita. Apakah pemakaiannya dalam kalimat-kalimat sudah tepat atau sesuai dengan arti yang dimilikinya, kita acapkali tidak merisaukan hal itu. Kemungkinan karena kita sendiri (penulis seorang pemula) juga kurang paham dan belum berkesempatan memeriksa beberapa literatur atau pun bertanya kepada mereka yang berkompeten menjelaskan hal itu. Sementara itu, kita mengerti bahwa beberapa peristilahan ada karena memiliki latar belakang yang unik.
Suatu peristilahan perlu dipahami konteks-nya untuk memperoleh kejelasan maknanya, baik itu konteks sosial, budaya bahkan politik. Karena suatu peristilahan pada hakikatnya adalah melukiskan atau pun mewakili suatu konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dari yang dilukiskan atau diwakilinya.
Dalam memberikan rumusan yang pasti tentang apa yang termuat dalam kata "filsafat" adalah suatu pekerjaan yang terlalu berani dan sombong!, kita sulit mendefinisikan kata yang satu ini. Bahkan para filsuf (ahli filsafat) pun mengakuinya. Hal ini trjadi karena terdapatnya beragam-ragam paham, metode dan tujuan, yang dianut, ditempuh dan dituju oleh masing-masing filsuf. Namun, sebuah pengertian awal perlu diberikan; maksudnya sebagai kompas agar kita tidak tersesat arah di dalam perjalanan memahami filsafat. Mengingat maksud ini, maka pengertian tersebut haruslah bersifat dapat dipahami sebanyak-banyak orang, sehingga dapat dijadikan tempat berpijak bersama.
Bila dilihat dari akar katanya, kata ”filsafat” berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Dari arti di atas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai: suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks.
Filsafat terdiri dari faktor ”ontologi”, ”epistmologi”, dan ”aksiologi”. Ketiga faktor tersebut mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan hubungan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan konsep) yang tidak dapat dipecahkan dengan ilmu empiris. Filsafat meninjau dengan pertanyaan ”apa itu”, ”dari mana” dan ”ke mana”. Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari suatu masalah, seperti yang diselidiki ilmu, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada barang atau masalah itu, dari mana terjadinya dan ke mana tujuannya. Jika para filsuf ditanyai, ”Mengapa A menggunakan teknologi otomotif”, maka mereka tidak akan menjawab, ”Karena A telah dikondisikan oleh pendidikan di sekolahnya untuk menggunakan teknologi otomotif”. Tugas filsafat menurut Sokrates (470-399 S.M.) bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, melainkan mempersoalkan jawaban yang diberikan.
C. Filsafat Otomotif
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, filsafat berisi faktor ”ontologi”, ”epistemologi”, dan ”aksiologi”. Ketiga faktor tersebut dapat diwakili dengan pertanyaan ”apa itu”, ”dari mana”, dan ”ke mana”. Berdasar dari hal ini maka untuk menguak tentang filsafat otomotif dilakukan tinjauan mengenai, ”apa itu otomotif”, ”dari mana otomotif”, dan ”ke mana otomotif”.
1 . Apa itu otomotif
Otomotif (automotive) adalah sebuah unit yang dapat bergerak senidiri (walaupun pada kenyataannya diperlukan bantuan), yang terdiri dari beberapa sistem yaitu sistem starter, sistem kelistrikan, sistem pengisian, sistem pengapian, sistem pembuangan gas, sistem pendinginan, sistem pelumasan, sistem pemindah daya, sistem rem, sistem kemudi, kerangka, bodi, dan sistem pengendali. Penjabaran sistem-sistem tersebut dikelompokkan menjadi empat kelompok yang terdiri dari penghasil tenaga, stabilisator tenaga, pemindah tenaga, dan pemanfaatan tenaga. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Penghasil tenaga
Melalui sistem kelistrikan, sistem starter, sistem pengapian, sistem pengisian, dan sistem pembuangan ini tenaga dihasilkan. Sistem-sistem ini berfungsi untuk proses pembakaran bahan bakar yang akan menghasilkan tenaga. Disini kami contohkan dengan ”motor bensin”, pembakaran dimulai dari sistem kelistrikan dengan penaikkan tegangan baterai (12 volt) menjadi tegangan tinggi sekitar 30.000 volt, akan membangkitkan percikan bunga api pada busi, yang digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar pada akhir langkah kompresi. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah :

Gambar di atas , menunjukkan prinsip kerja sistem pengisian dengan tegangan awal baterai adalah 12 volt. Sistem starter melalui kunci kontak digunakan untuk memutus dan menghubungkan sirkuit, dan motor stater akan berputar. Dengan putaran ini roda gigi motor starter akan bergerak kedepan dan menghubungkan ke roda gaya dan sekaligus memutar mesin. Distributor akan mengirimkan percikan bunga api yang diperlukan dalam ruang bakar dan mengirim sinyal ke kontrol unit. Kontrol unit memanfaatkan tegangan baterai dan meneruskan arus listrik ke koil pengapian. yang berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi sekitar 30.000 volt . Dengan tegangan yang tinggi tersebut maka akan terjadi percikan bunga api pada ujung elektroda busi, sehingga percikan tersebut mampu membakar campuran antara udara dan bahan bakar dan menghasilkan tenaga. Melalui sistem pembuangan gas-gas buang hasil pembakaran dialirkan ke udara.
b. Stabilisator Tenaga
Dengan sistem pelumasan dan sistem pendinginan maka tenaga akan tetap terjaga, melalui mesin yang dapat bekerja dengan lancar. Agar mesin dapat bekerja dengan lancar maka diperlukan stabilisator mesin. Stabilisator mesin yang pertama adalah sistem pelumasan. Sistem pelumasan berfungsi untuk mengurangi gesekan atau keausan komponen pada mesin. Sistem ini bekerja dengan cara memberikan oli pelumas ke bagian komponen-komponen mesin yang bergesekan. Oli mesin disimpan dalam bak oli atau karter yang terdapat dibagian bawah mesin. Oli dari karter dihisap oleh pompa oli dan disirkulasikan ke seluruh bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Stabilisator mesin yang kdua adalah sistem pendinginan. Sistem pendinginan berfungsi untuk menjaga temperatur kerja mesin, agar mesin dapat bekerja secara efisien. Untuk menjaga temperatur kerja tersebut, sistem pendinginan bekerja dengan mensirkulasikan cairan pendingin melalui mantel pendingin yang berada di blok silinder dan kepala silinder. Cairan pendinginan yang panas dari mesin dialirkan ke radiator bagian atas melalui pipa atas radiator dan didinginkan melalui sirip-sirip yang terdapat pada radiator. Cairan pendinginan yang sudah dingin dibagian bawah radiator dialirkan kembali ke dalam mesin melalui pipa bawah radiator, begitulah seterusnya proses sirkulasi cairan pendingin berlangsung.
c. Pemindah Tenaga
Tenaga dari mesin dipindahkan ke roda melalui sistem pmindah tenaga. Sistem pemindah tenaga pada kendaraan meliputi : kopling, transmisi, poros penggerak (propeller shaft), gardan, dan poros roda. Kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi pada saat dilakukan pemindahan gigi persneling. Transmisi berfungsi mengatur putaran yang akan diteruskan ke poros penggerak. Poros penggerak berfungsi meneruskan putaran dari transmisi ke gardan. Gardan berfungsi meneruskan putaran dan merubah putaran menjadi putaran poros roda ke poros roda. Poros roda meneruskan putaran dari gardan ke roda.
d. Pemanfaatan tenaga
Pada bagian pemanfaatan tenaga ini terdiri dari kerangka, bodi, sistem pengendali. Tenaga yang dihasilkan oleh mesin dan berputar pada roda melalui pososnya tidak akan ada harganya tanpa kerangka, bodi, dan sistem kemudi. Putaran dari roda melalui lubang poros roda yang dihubungkan (diikat) ke kerangka maka kerangka dapat ikut bergerak mengikuti arah putaran roda. Melalui kerangka maka dihasilkan bodi otomotif yang dapat berjalan (bodi diikat pada kerangka). Agar bodi otomotif dapat berfungsi maka diperlukan sistem pengendali. Sistem pengendali terdiri dari sistem kemudi, sistem suspensi, dan sistem rem. Sistem kemudi berfungsi mengerahkan laju roda. Sistem suspensi berfungsi meredam goncangan dari roda yang ditimbulkan oleh jalan yang tidak rata. Sistm rem berfungsi melambatkan laju roda bila diperlukan.
2 . Dari mana otomotif
Otomotif berasal dari proses berfikir manusia. Dimulai dari logika manusia, maka manusia akan menghasilkan teknik. Teknik yang dihasilkan oleh manusia ini, melalui pengalaman dan logika manusia yang terus berproses, maka akan dihasilkan banyak teknik. Akumulasi teknik-teknik akan berubah menjadi teknologi melalui proses aplikasi keilmuan yang sangat panjang. Teknologi-teknologi dimulai dari teknologi yang sederhana dan berkembang terus ke arah teknologi yang rumit melalui epistemologi yaitu akumulasi teknologi. Salah satu akumulasi teknologi dalam kehidupan ini adalah teknologi otomotif.
Dalam sejarahnya, teknologi otomotif dimulai dari akumulasi teknologi yang dilakukan oleh Nicolaus August Otto yaitu menemukan mesin motor pada tahun 1876. Kemudian, pada tahun 1885 Gottlieb Daimler menemukan mesin berbahan bakar minyak yang memungkinkan terbukanya revolusi pada lahirnya desain mobil. Penemuan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Karl Benz, seorang mechanical engineer yang pertama kali membangun mobil praktis yang dijalankan oleh mesin yang disebut sebagai internal-combustion engine pada tahun 1985.
Di Amerika, John W. Lambert menemukan mobil bertenaga bensin pada tahun 1891. Duryea Brothers menjadi perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual kendaraan tersebut kepada publik. Segalanya mungkin berjalan tidak terlalu signifikan, sampai pada akhirnya Henry Ford meluncurkan Model-T yang fenomenal itu, dilengkapi dengan sistem transmisi dan desain yang lebih baik. Model pertama diproduksi tahun 1908 dan terus mengalami perubahan hingga sekarang.
3 . Ke mana Otomotif
Semua teknologi diciptakan guna manfaat dan kemudahan kehidupan manusia. Otomotif merupakan teknologi, jadi otomotif diciptakan guna manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi otomotif ini tidak hanya kemanfaatan tapi banyak hal negatifnya. Dampak teknologi otomotif ada yang secara langsung menuju manusia dan ada yang melalui perantara lain yaitu melalui lingkungan dan melalui sumbangan ke teknologi lainnya. Penjabarannya sebagai berikut : a. Dampak Teknologi Otomotif Terhadap Manusia Melalui Perantara Lingkungan
Teknologi otomotif terhadap kehidupan manusia melalui perantara lingkungan ada yang positif dan negatif. Apabila dampak teknologi otomotif ke lingkungan positif maka dampak yang timbul pada manusia juga positif. Ketika dampak ke lingkungan negatif maka dampak ke manusia juga negatif. Hal ini disebabkan karena hubungan antara lingkungan dan manusia merupakan hubungan yang berkolerasi positif.
Dampak negatif tersebut yaitu dengan adanya teknologi otomotif maka terjadi eksplorasi besar-besaran minyak bumi (energi fosil), adanya pencemaran udara, adanya jalan keras menyebabkan tingkat serapan air hujan menjadi sempit yang menimbulkan bencana banjir, dan lain-lain. Dampak teknologi otomotif ke lingkungan yang positif misal teknologi otomotif dipakai untuk sarana pembuangan sampah ke TPA, teknologi otomotif dipakai untuk pemadam kebakaran hutan dan lain-lain.
b. Dampak Teknologi Otomotif Terhadap Manusia Secara Langsung
Dampak teknologi otomotif terhadap kehidupan manusia yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan manusia ada tiga hal yaitu manfaat, celaka, dan sia-sia. Ketiga akibat pada manusia itu dipengaruhi oleh prinsip hidup manusia, dan dipengaruhi oleh tingkat kehidupan manusia itu sendiri.
Berdampak manfaat maksimal ketika prinsip hidup manusia itu baik dan tingkat kehidupan manusia itu tinggi. Manusia dengan prinsip hidup baik dan tingkat kehidupan tinggi maka akan menggunakan teknologi otomotif yang berteknologi tinggi guna kemaslahatan. Teknologi otomotif yang tinggi yaitu teknologi otomotif dengan efisiensi tinggi, emisi gas buang rendah, dan sistem kendali yang tinggi.
Dampak terhadap manusia akan sia-sia ketika tingkat kehidupan manusia tinggi sementara prinsip hidupnya rendah yaitu ketika teknologi otomotif digunakan untuk hobi dan seni. Biasanya hobi dan seni bagi manusia merupakan manfaat semu yaitu manfaat satu menghilangkan manfaat yang lain (mubah/ sia-sia). Teknologi otomotif yang digunakan untuk hobi dan seni merupakan teknologi berteknologi tinggi dengan tenaga besar tetapi tingkat kemanfaatannya rendah, misalnya hobi ”MOGE” atau motor gede.
Teknologi otomotif akan berdampak celaka ketika mengakibatkan kebodohan bagi manusia yaitu menurunkan prinsip hidup manusia dan menurunkan tingkat kehidupan manusia yang pada akhirnya mematikan manusia. Menurunkan tingkat kehidupan manusia yaitu ketika seseorang memakai teknologi otomotif yang tidak dibarengi oleh keseimbangan pendapatan. Misalnya ada orang yang dikarenakan keinginannya untuk memiliki kendaraan maka dia meminjam uang kepada bank, hingga akhirnya orang tersebut tidak bisa mengembalikan utangya. Menurunkan prinsip hidup manusia yaitu ketika orang ke mana-mana memakai kendaraan (olah raga berkurang), acuh terhadap emisi gas buang, dan tidak menjaga kesehatan lainnya, hingga pada akhirnya akan mengakibatkan kematian manusia.
c. Dampak Teknologi Otomotif Terhadap Manusia Melalui Perantara Teknologi Lain
Melalui perantara teknologi lain teknologi otomotif juga bisa berdampak positif dan berdampak negatif. Dampak positif terjadi ketika teknologi otomotif menunjang teknologi lain yang berdampak positif terhadap manusia. Misal teknologi otomotif yang digunakan sebagai penggerak penggilingan padi, penggerak penggilingan tepung dan lain-lain. Dampak negatif terjadi ketika teknologi otomotif menunjang teknologi lain yang berdampak negatif terhadap manusia. Misal teknologi otomotif yang digunakan untuk penggrak pesawat-pesawat tempur guna pertempuran antar manusia, dan lain-lain.
D. Solusi
Belakangan ini banyak kejadian menimpa bangsa yang besar ini yaitu banjir bandang menelan banyak korban, hutan gundul akibat illegal-logging, bahaya kelaparan mengguncang negeri, issue formalin mengancam penyakit kronis, kasus traficking, bahkan exploitasi anak dibawah umur cenderung menjadi komoditi. Kesemuanya ini tidak hanya disebabkan oleh teknologi otomotif semata-mata tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengatasi masalah-masalah ini maka diperlukan solusi permasalahan. Dapat dilihat pada diagram ”filsafat otomotif terhadap manusia” pada halaman 2 di atas, melalui epistemologi ada 4 faktor yang harus di tangani dalam menyelesaikan permasalahan, yaitu lingkungan, teknologi otomotif, manusia, dan teknologi lainnya.
Masalah yang ada pada lingkungan solusinya adalah dengan penghijauan lingkungan melalui gerakan reboisasi yang berjalan terus menerus. Penghentian eksploitasi lingkungan secara membabi buta. Penggunaan energi fosil perlu diganti dengan energi lain yang bisa diganti dan tidak menimbulkan pencemaran/kerusakan lingkungan.
Solusi yang diperlukan pada perbaikkan teknologi otomotif adalah teknologi yang tidak membuat rusak lingkungan yaitu teknologi otomotif yang ramah lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran, dan tidak mengeksploitasi lingkungan. Diperlukan juga solusi teknologi otomotif yang tidak membuat kebodohan pada umat manusia. Sulit untuk mencapai solusi sempurna, namun sekarang para pakar otomotif bekerjasama dengan pakar bidang lain berusaha sekuat tenaga untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan oleh teknologi otomotif terhadap lingkungan. Misalnya dengan adanya biodiesel, sistem gas buang yang dipercanggih guna emisi yang rendah, penggantian bahan bakar ke listrik, dan lain-lain.
Masalah yang ada pada manusia, yaitu sekarang ini hampir semua manusia ingin cepat sampai ke tujuan tanpa perlu mempertimbangkan berbagai hal terutama bila menyangkut kepentingan orang lain, tidak jarang terjadi dengan mengorbankan teman sendiri demi tercapainya cita-cita dan tujuan pribadi. Bahkan pada kehidupan alam modern sekarang ini masyarakat Indonesia banyak menjadi buta warna. Lampu merah menjadi hijau, lampu hijau menjadi kuning sehingga banyak mengundang lakalantas. Banyak lagi berbagai kasus yang mengancam anak negeri, ibarat homo hominilupus, mungkin inilah pertanda akhir zaman. Misalnya teknologi lainnya yang disumbang oleh keberadaan teknologi otomotif yang menyebabkan kematian umat manusia, yaitu pesawat-peasawat tempur yang ditopang dengan teknologi otomotif diciptakan guna mematikan manusia.
Kesemua permasalahan ini berakar pada prinsip hidup manusia dan pada tingkat kehidupan manusia yang rendah. Berangkat dari hal ini maka manusialah yang perlu berubah yaitu manusia yang mau dan kembali kepada Alloh SWT. Kembali yang artinya pengakuan atas Alloh SWT, berserah diri atas Alloh SWT, Iqro, pengamalan ajaran atas Alloh SWT, dan tidak menghakimi diri sendiri sehingga terjadi polarisme yang luar biasa (janji Alloh SWT). Sehingga yang paling tepat mengatasi hal ini adalah masing-masing manusia itu sendiri.
E. Penutup
Otomotif berasal dari proses berfikir manusia. Dimulai dari logika manusia, maka manusia akan menghasilkan teknik. Teknik yang dihasilkan oleh manusia ini, melalui pengalaman dan logika manusia yang terus berproses, maka akan dihasilkan banyak teknik. Akumulasi teknik-teknik akan berubah menjadi teknologi melalui proses aplikasi keilmuan yang sangat panjang. Teknologi-teknologi dimulai dari teknologi yang sederhana dan berkembang terus ke arah teknologi yang rumit melalui epistemologi yaitu akumulasi teknologi. Salah satu akumulasi teknologi dalam kehidupan ini adalah teknologi otomotif.
Teknologi otomotif pengaruhnya terhadap manusia yang ditentukan oleh prinsip hidup dan tingkat kehidupan manusianya, baik secara langsung terhadap manusia, melalui perantara lingkungan, maupun melalui perantara teknologi lain ada yang bersifat manfaat (+), mubah/ sia-sia (=), dan celaka (-). Bersifat manfaat ketika teknologi otomotif dipakai guna kemaslahatan seperti sarana kebersihan, efisiensi waktu, penambahan lapangan kerja, dll. Bersifat mubah ketika teknologi otomotif dipakai untuk hobi dan seni. Bersifat celaka ketika teknologi otomotif menimbulkan gas buang, ketika teknologi otomotif mempengaruhi prinsip hidup manusia yang menyebabkan penurunan tingkat kesehatan, dll.
Dampak otomotif ini diperlukan tindak lanjut yaitu solusi. Dampak bersifat manfaat perlu dimaksimalkan. Dampak bersifat mubah dan celaka perlu dicari penyelesaiannya. Kesemua dampak ini sesungguhnya bermuara pada manusia yaitu berpangkal pada prinsip hidup manusia dan pada tingkat kehidupan manusia. Solusi yang tepat untuk memaksimalkan manfaat dan menyelesaikan dampak celaka dan mubah ini adalah solusi pada masing-masing manusia itu sendiri yaitu kemabali kepada Alloh SWT. Kembali kepada Alloh SWT yang artinya pengakuan atas Alloh SWT, berserah diri atas Alloh SWT, Iqro, pengamalan ajaran atas Alloh SWT, dan tidak menghakimi diri sendiri sehingga terjadi polarisme yang luar biasa (janji Alloh SWT).

F. Daftar Acuan
1 . Anonim (1998). Basic Mechanic Training 1-3. Jakarta : Astra International Training Center

2 . Anoname, (2003). Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.

3 . C. Verhaak & R. Haryono Imam. (1989). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gramedia.

4 . Jujun S. Suriasumantri. (2005). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

No comments: